Pemerintah Percepat Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki

Warga Desa Oebesi menggunakan air bersih dari sumur bor untuk aktivitas rumah tangga sehari-hari, Kamis (22/5). Foto: HO/Faktakalbar.id
Warga Desa Oebesi menggunakan air bersih dari sumur bor untuk aktivitas rumah tangga sehari-hari, Kamis (22/5). Foto: HO/Faktakalbar.id

Faktakalbar.id, NASIONAL – Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus menunjukkan peningkatan. Menyikapi hal ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama berbagai lembaga pemerintah menggelar rapat koordinasi lanjutan pada Kamis (22/5), di Kantor Gubernur NTT.

Gunung Lewotobi Laki-Laki kini berstatus Level IV (Awas), naik dari Level III, usai erupsi yang terjadi pada 18 Mei 2025. Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, menegaskan pentingnya relokasi warga dari zona bahaya sejauh minimal 7 kilometer dari pusat aktivitas gunung.

“Melihat kronologis dan perkembangan situasi Gunung Lewotobi Laki-Laki, tidak ada alternatif lain selain evakuasi dan relokasi masyarakat ke tempat yang lebih aman,” ujar Suharyanto.

Baca Juga: Status Gunung Lewotobi Laki-laki Dinaikkan ke Level IV Awas

“Statusnya tidak pernah turun sampai ke Level II, maka pilihan terbaik adalah hidup berdampingan namun dalam radius yang aman,” tambahnya.

Pembangunan Hunian Tetap Dimulai di Noboleto

Pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten telah menyepakati percepatan pembangunan hunian tetap (huntap) bagi warga terdampak. Meski sebagian warga sudah menempati hunian sementara (huntara) dan tenda pengungsian, BNPB menegaskan bahwa mereka tetap berhak atas tempat tinggal yang layak dan aman.

“Huntara tahap I dan II telah dihuni oleh 450 kepala keluarga, dengan fasilitas listrik dan air bersih. Saat ini pembangunan huntara tahap III sedang berlangsung,” jelas Suharyanto.

“Namun ini hanya sementara. Masyarakat berhak menempati hunian tetap yang lebih aman dan lebih layak, ini yang menjadi prioritas kita semua,” tegasnya.

Lokasi huntap telah ditetapkan di Noboleto, dengan target pembangunan sekitar 500 rumah. Proses pembangunan dipercepat setelah adanya kesepakatan dengan masyarakat setempat.

“Kementerian PUPR akan membangun akses jalan, Kementerian Perumahan membangun lingkungan huniannya, sementara fasilitas air dan listrik akan didukung oleh Badan Geologi, PLN, dan lembaga terkait,” tambah Suharyanto.

Baca Juga: Pemerintah Sosialisasikan Rencana Relokasi Kepada Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Pemerintah juga telah membangun rumah contoh untuk memberikan gambaran bagi masyarakat sebelum memutuskan relokasi.

“Kami pastikan tidak ada warga yang kembali ke zona bahaya. Semua akan direlokasi ke wilayah aman dan layak huni,” ujar Suharyanto.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id

advertisements