Faktakalbar.id, INTERNASIONAL – Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat drastis setelah Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran ke wilayah Iran pada Jumat (13/6/2025).
Serangan ini menewaskan dua tokoh militer penting Iran: Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Jenderal Mohammad Bagheri dan Komandan Garda Revolusi (IRGC) Jenderal Hossein Salami.
Televisi pemerintah Iran mengonfirmasi kematian Jenderal Bagheri, menyebutnya sebagai syuhada yang gugur dalam “agresi militer rezim Zionis”.
Bagheri dikenal sebagai otak utama strategi pertahanan Iran dan tokoh penting dalam pengembangan sistem rudal balistik serta militer negara itu.
Baca Juga: Ketegangan Memuncak, Iran Luncurkan Ratusan Drone ke Wilayah Israel
Sementara itu, Jenderal Hossein Salami, yang memimpin IRGC sejak 2019, juga dilaporkan tewas dalam serangan yang menyasar beberapa lokasi strategis di Iran.
Salami dikenal memiliki pengaruh besar dalam operasi regional Iran, termasuk dukungan kepada Hizbullah di Lebanon dan milisi Houthi di Yaman.
Meski awalnya kematiannya belum dikonfirmasi, media pemerintah seperti IRNA dan televisi nasional kemudian mengumumkan bahwa Salami termasuk di antara korban tewas.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam keras serangan tersebut.
“Israel telah membuka tangan keji dan berlumuran darahnya untuk melakukan kejahatan terhadap negara tercinta kami,” tegas Khamenei dalam pernyataan resminya yang disiarkan oleh kantor berita IRNA.
“Mereka menyerang kawasan permukiman dan membunuh para ilmuwan serta komandan kami. Israel akan menghadapi hukuman yang sangat berat,” lanjutnya.
Khamenei juga menyebutkan bahwa beberapa ilmuwan nuklir Iran turut menjadi korban, meskipun hingga kini pemerintah Iran belum mengumumkan nama-nama mereka secara resmi.
Baca Juga: Indonesia Kecam Serangan Udara Israel ke Iran, Peringatkan Ancaman Konflik Global
Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer Israel yang dinamakan “Rising Lion”.
Target utamanya adalah fasilitas nuklir Iran, termasuk pusat pengayaan uranium Natanz, kompleks rudal, serta tokoh-tokoh penting dalam pengembangan senjata Iran.
Dalam sebuah pesan video, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa operasi militer ini akan berlangsung selama beberapa hari.
“Kami berada di momen penentu dalam sejarah Israel,” ujar Netanyahu. “Operasi ini akan terus menargetkan ilmuwan, komandan militer, serta infrastruktur rudal dan nuklir Iran.”
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id