Minyak Sawit & Perikanan RI Bakal Banjiri Eropa, Ekspor Barang RI Bisa 0%

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, bersalaman dengan EU Commissioner for Trade and Economic Security, Maroš Šefčovič, seusai pertemuan kunci di Brussels, Sabtu (7/6/2025). (Dok. airlanggahartarto_official)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, bersalaman dengan EU Commissioner for Trade and Economic Security, Maroš Šefčovič, seusai pertemuan kunci di Brussels, Sabtu (7/6/2025). (Dok. Instagram/airlanggahartarto_official)

Faktakalbar.id, INTERNASIONAL – Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) telah memasuki tahap akhir, demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Brussels, Belgia, pada Sabtu (7/6/2025).

Perundingan yang telah berlangsung selama sembilan tahun ini menandai komitmen kuat Pemerintah Indonesia untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan strategis dengan Uni Eropa, mitra dagang terbesar kelima Indonesia.

Kemajuan Perundingan

Menko Airlangga menjelaskan bahwa task perundingan telah rampung, dengan sejumlah isu teknis terselesaikan pada putaran terakhir di tingkat Chief Negotiator.

Pertemuan antara Menko Airlangga dan EU Commissioner for Trade and Economic Security Maroš Šefčovič pada Jumat (6/6) di Brussels menjadi langkah krusial menuju finalisasi.

Baca Juga: 210 Ton Jagung Kalbar Diekspor ke Malaysia, Prabowo: Petani Siap Naik Kelas

Hasil perundingan akan segera dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa.

“Indonesia dan Uni Eropa bersemangat memanfaatkan momentum di tengah ketidakpastian global. Komoditas kedua pihak saling melengkapi, memperkuat rantai pasok dunia,” ujar Menko Airlangga.

Manfaat IEU CEPA

Salah satu keuntungan utama IEU CEPA adalah penghapusan tarif impor secara signifikan. Dalam 1-2 tahun pasca-perjanjian, 80% ekspor Indonesia ke Uni Eropa akan menikmati tarif 0%.

Komoditas unggulan seperti alas kaki, tekstil, garmen, minyak sawit, perikanan, serta sektor energi terbarukan dan kendaraan listrik akan mendapat perlakuan preferensial.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id

advertisements