Trenggiling, Si Manis yang Bernasib Tragis

TRENGGILING merupakan mamalia pemakan serangga, terutama semut dan rayap, oleh karena itu kenal sebagai anteater (pemakan semut). Nama trenggiling berasal dari Bahasa Melayu yakni mengguling atau guling yang berarti menggulung atau melingkar seperti bola.

Fakta menarik trenggiling adalah satu-satunya mamalia yang tubuhnya tertutupi oleh sisik. Mereka termasuk hewan yang senang menyendiri dan cenderung aktif di malam hari. Umumnya, trenggiling bersarang di dalam tanah yang digali menggunakan cakarnya.

Selain untuk menggali sarang, cakar mereka juga digunakan untuk membongkar sarang semut dan rayap. Trenggiling dapat memakan hingga 70 ton semut dan rayap per tahun.

Trenggiling juga dikenal sebagai pengendali hama natural. Kebiasaan trenggiling menggali tanah untuk membuat sarang ini sangat berguna untuk membantu menggemburkan tanah karena membuat tanah menjadi teraduk dan teraerasi. Hal ini tentunya menguntungkan bagi para petani.

Trenggiling memiliki mekanisme mempertahankan diri yang cukup unik. Mereka akan menggulung diri menjadi bola sehingga sisik keras yang menutupi tubuh akan melindungi mereka dari terkaman atau cakaran predator.

Namun sayang sekali, pertahanan diri itu tidak cukup untuk melindungi mereka dari para pemburu dan malah mempermudah mereka untuk diambil. Ketika trenggiling menggulung badannya, pemburu hanya perlu mengangkat dan memasukkan mereka ke dalam wadah karena trenggiling tidak memberikan perlawanan lain.