Akibatnya, aktivitas di sistem pencernaan melambat secara signifikan.
Perlambatan mendadak ini dapat menyebabkan otot-otot di usus berkontraksi secara tidak teratur, yang Anda rasakan sebagai mulas atau kram perut.
Selain itu, karena makanan tidak dicerna dengan baik, perut bisa terasa begah dan mengirimkan sinyal tidak nyaman ke otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai rasa mual.
Terkadang, tubuh bahkan mencoba “mengosongkan muatan” agar lebih ringan untuk kabur, memicu dorongan untuk buang air besar.
2. Alasan Tiba-Tiba Kebelet Buang Air Kecil
Respon “lawan atau lari” juga menyebabkan ketegangan otot di seluruh tubuh, termasuk otot-otot di sekitar kandung kemih Anda.
Tekanan yang meningkat pada kandung kemih ini mengirimkan sinyal darurat ke otak bahwa kandung kemih sudah “penuh” dan harus segera dikosongkan, meskipun sebenarnya belum.
Inilah yang menyebabkan sensasi kebelet buang air kecil yang datang tiba-tiba dan sangat mendesak saat Anda merasa gugup.
Sama seperti dorongan buang air besar, ini juga merupakan bagian dari insting tubuh untuk meringankan beban sebelum menghadapi ancaman.
Jadi, Apa yang Bisa Dilakukan?
Meskipun ini adalah reaksi alami, Anda bisa mengelolanya.
Kuncinya adalah mengirim sinyal “aman” kembali ke otak Anda.
- Tarik Napas Dalam: Pernapasan perut yang lambat dan dalam dapat mengaktifkan sistem saraf “istirahat dan cerna” (rest and digest), yang merupakan kebalikan dari “lawan atau lari”.
- Fokus pada Saat Ini: Alihkan perhatian Anda pada lingkungan sekitar atau sensasi fisik yang netral (misalnya, telapak kaki yang menapak di lantai). Ini membantu otak menyadari bahwa tidak ada ancaman nyata.
- Persiapan Matang: Semakin siap Anda menghadapi situasi (misalnya dengan berlatih presentasi), semakin kecil otak menganggapnya sebagai ancaman.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Buku Terbaik untuk Mulai Memahami Feminisme (Novel dan Non-Fiksi)
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















