BMKG Resmikan Gedung InaTEWS di Bali untuk Perkuat Sistem Peringatan Dini Tsunami

Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (tengah) disaksikan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (batik kanan) dan Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta (batik kiri) memotong pita dalam peresmian Gedung Sistem Operasional InaTEWS BMKG di Kuta, Bali, Sabtu (14/6). Foto: HO/Faktakalbar.id
Plt. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (tengah) disaksikan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto (batik kanan) dan Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta (batik kiri) memotong pita dalam peresmian Gedung Sistem Operasional InaTEWS BMKG di Kuta, Bali, Sabtu (14/6). Foto: HO/Faktakalbar.id

Faktakalbar.id, NASIONAL – Indonesia dikenal sebagai negara rawan bencana tsunami, tidak hanya tsunami akibat gempa tektonik, tapi juga yang dipicu oleh longsoran bawah laut, seperti di Palu pada 2018, serta aktivitas vulkanik seperti peristiwa Krakatau di tahun yang sama.

Dua kejadian besar tersebut menjadi pelajaran penting bahwa sistem peringatan dini tsunami harus mampu merespons berbagai jenis pemicu, tidak hanya satu sumber.

Untuk itu, sistem yang tangguh dan kesiapsiagaan masyarakat menjadi sangat penting.

Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membangun Gedung Operasional InaTEWS di Bali sebagai bagian dari penguatan sistem peringatan dini.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Potensi Karhutla Saat Musim Kemarau 2025, Riau Paling Rentan

Gedung ini diresmikan pada Sabtu (14/6), dan menjadi fasilitas cadangan (back up facilities) dari sistem utama yang telah ada.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa pembangunan ini merupakan langkah antisipatif menghadapi potensi bahaya masa depan.

“Dari beberapa peristiwa besar itulah yang kemudian mendasari BMKG bersama BNPB sebagai leading sektor penanggulangan bencana di Tanah Air untuk merancang langkah antisipatif menghadapi bencana serupa di kemudian hari,” ujarnya.

Gedung yang dibangun dengan pendanaan Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) dari Bank Dunia ini didesain berbentuk ‘udeng’ khas Bali.

Dalam proyek ini, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto bertindak sebagai Ketua Steering Committee.

Sesuai Peraturan Presiden No. 93 Tahun 2019, tugas BMKG di sisi hulu adalah memantau gejala alam, sementara BNPB di sisi hilir bertanggung jawab atas penanggulangan dan pengurangan risiko bencana.

Baca Juga: BRIN dan BMKG Kaji Potensi Tsunami di Lokasi Rencana PLTN Pantai Gosong

“Apabila terdapat gejala alam yang berpotensi bencana, maka data dan hasil analisa akan disampaikan kepada BNPB, seluruh daerah, hingga negara-negara ASEAN,” kata Dwikorita.

Kepala BNPB Suharyanto pun mengapresiasi peresmian gedung operasional ini.

Menurutnya, back up facilities seperti ini sangat diperlukan agar layanan informasi tetap berjalan, bahkan saat bencana terjadi.

“Selamat kepada BMKG, mudah-mudahan apa yang hari ini kita resmikan dapat memperlihatkan kepada kita segala data, informasi serta analisa dari BMKG kepada BNPB, daerah dan masyarakat luas, sehingga penanggulangan bencana di Indonesia dapat kita laksanakan dengan lebih baik lagi,” jelas Suharyanto.

Ia juga berharap pencapaian ini segera diikuti oleh inisiatif lainnya demi melindungi keselamatan dan masa depan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Kajian BRIN dan BMKG: Potensi Tsunami di Pantai Gosong Jadi Perhatian untuk Tapak PLTN Bengkayang

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id

advertisements