Dari Candaan Hingga Pujian Maut: Kenali 4 Wajah Pelecehan Terselubung di Kantor

"Kenali 4 jenis pelecehan di tempat kerja yang sering terjadi tanpa disadari, mulai dari microaggression, candaan yang kelewat batas, hingga penyalahgunaan wewenang."
Kenali 4 jenis pelecehan di tempat kerja yang sering terjadi tanpa disadari, mulai dari microaggression, candaan yang kelewat batas, hingga penyalahgunaan wewenang. (Dok. Ist)

Tindakan ini menciptakan lingkungan kerja yang penuh tekanan (hostile environment), merusak kesehatan mental korban, menurunkan kepercayaan diri, dan bisa memicu kecemasan hingga depresi.

3. Penyalahgunaan Wewenang: Ketika Atasan Menjadi ‘Raja Kecil’

Pelecehan ini terjadi ketika seorang atasan menggunakan posisinya untuk menekan atau mengeksploitasi bawahan, seringkali terselubung di balik kata “tugas” atau “profesionalitas”.

Contohnya adalah meminta bawahan mengerjakan urusan pribadi di luar jam kerja, mengancam akan memberikan penilaian buruk jika tidak menuruti kemauan non-profesional, atau mengambil hasil kerja bawahan dan mengakuinya sebagai miliknya.

Hal ini menciptakan hubungan kerja yang eksploitatif, di mana bawahan merasa tidak berdaya karena takut kariernya terancam jika menolak.

4. Candaan yang Kelewat Batas: ‘Bercanda’ yang Tidak Lucu Sama Sekali

Batas antara humor dan pelecehan terkadang sangat tipis.

Sebuah lelucon berhenti menjadi lucu ketika menjadikan kekurangan fisik, status pribadi, atau keyakinan seseorang sebagai bahan tertawaan.

Misalnya, terus-menerus meledek rekan yang belum menikah, membuat lelucon tentang bentuk tubuh, atau menggunakan panggilan yang menyinggung.

Humor yang sehat seharusnya membuat semua orang tertawa.

Jika hanya satu pihak yang tertawa sementara yang lain merasa terhina, itu bukan lagi candaan, melainkan perundungan verbal dengan dalih klasik, “Ah, baperan banget, sih!”

Menciptakan lingkungan kerja yang aman adalah tanggung jawab kita bersama.

Dengan mengenali bentuk-bentuk pelecehan terselubung ini, kita bisa lebih berhati-hati dalam bersikap dan lebih berani untuk menegur atau melapor jika melihatnya terjadi.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Retma Ratri, Perempuan Tangguh Penggerak Literasi di Desa Sukadamai

(*Mira)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id