Kalbar Darurat Mafia Tambang

Laut Merah Membara, Houthi Yaman Terus Melawan

Aksi Houthi Yaman yang membuat lalu lintas kapal di Laut Merah semakin kacau dan menegangkan (foto:int)

Ketegangan terus terjadi di Laut Merah jalur pelayaran 15% perdagangan dunia. Dalam update Kamis (18/1), milisi Houthi dari Yaman dilaporkan menembakkan drone (pesawat tak berawak) ke kapal Amerika Serikat (AS).

Ini dilakukan beberapa jam setelah Washington mengumumkan memasukkan Houthi kembali dalam entitas “teroris”. Sebagai balasan tindakan terbaru AS, Houthi bersumpah akan melakukan lebih banyak serangan terhadap kapal-kapal tersebut.

“Angkatan laut menargetkan sebuah kapal AS… Genco Picardy di Teluk Aden dengan sejumlah rudal yang sesuai,” tulis AFP memuat pernyataan juru bicara militer Huthi Yahya Saree yang dilansir faktakalbar.id dari cnbc.

“Houthi bersumpah akan terus melakukan serangan untuk membela diri dan mendukung warga Palestina di Gaza,” tegasnya lagi dalam pidato yang disiarkan di televisi.

Badan keamanan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) juga membenarkan serangan drone itu. Dikatakan drone menghantam sebuah kapal di Teluk Aden.

Kejadian tersebut membuat kapal tersebut terbakar. Namun api, bisa dipadamkan dan tak menimbulkan korban jiwa.”Insiden hari Rabu itu terjadi 60 mil laut tenggara pelabuhan Aden,” kata UKMTO.

“Kapal disarankan untuk transit dengan hati-hati dan melaporkan aktivitas mencurigakan apa pun ke UKMTO,” tambah badan itu.

Sementara itu, perusahaan manajemen risiko maritim Inggris, Ambrey, mengatakan kapal yang diserang adalah kapal curah berbendera Kepulauan Marshall. Ambrey menyebut kapal menuju “timur di sepanjang Teluk Aden ketika ditabrak oleh UAV (drone) di sisi kiri”.

“Sebuah kapal perang India melakukan kontak dengan kapal curah tersebut,” bunyi keterangan lain.

Sebelumnya pernyataan terus menyerang di Laut Merah juga dikatakan juru bicara Houthi Mohammed Abdelsalam ke Al Jazeera. Bahwa milisi akan terus menyerang kapal-kapal Laut Merah menyusul keputusan AS untuk memasukkan kelompok itu kembali ke dalam daftar entitas “teroris”.

“Kami tidak akan menyerah menargetkan kapal-kapal Israel atau kapal-kapal yang menuju pelabuhan-pelabuhan di Palestina yang diduduki… untuk mendukung rakyat Palestina,” katanya kepada stasiun televisi yang berbasis di Qatar.

Dia juga mengatakan Houthi akan menanggapi serangan baru di Yaman yang dilakukan AS atau Inggris, meskipun sudah menghadapi beberapa serangan udara sebagai tanggapan atas serangan mereka yang menargetkan kapal dagang. Sejak Jumat, AS dan Inggris sudah menyerang Yaman sebanyak tiga kali.

Laut Merah adalah jalur pelayaran terpendek antara Asia dan Eropa di perairan, di mana kapal-kapal melintasi area itu menuju Terusan Suez, Mesir. Akibat serangan, perusahaan pelayaran mengalihkan rute ke Tanjung Harapan, di Afrika Selatan (Afsel), yang membutuhkan waktu lebih lama dan memakan biaya lebih mahal.

Jepang Jadi “Korban Baru”

Kemarin, tiga perusahaan pelayaran besar negeri itu mengatakan akan menangguhkan rute melalui Laut Merah. Serangan milisi Huthi di Yaman terhadap kapal-kapal di jalur penting tersebut menjadi penyebab.

“Kami telah menangguhkan navigasi melalui Laut Merah bagi semua kapal yang kami operasikan,” kata juru bicara Nippon Yusen atau dikenal sebagai NYK Line, diberitakan AFP.

Ikuti berita menarik lainnya di Google News FaktaKalbar.id