Usut punya usut, batalnya aksi ini bukan karena para pekerja takut. Menurut cerita seorang warga yang dekat dengan koordinator lapangan, tadi malam sampai dini hari ada ‘orang besar’ dari Pemda dan petinggi Polisi yang turun langsung menemui kepala-kepala rombongan penambang.
“Mereka datang baik-baik, ngajak ngobrol. Didengarkan semua keluh kesah kami selama ini. Ya kami sampaikanlah, kami ini bukan penjahat, kami cuma cari makan. Kenapa yang dikejar kami yang kecil-kecil ini terus,” kata salah seorang penambang senior yang ikut dalam pertemuan itu, Rabu pagi (27/8).
Dalam obrolan itu, pihak pemerintah dan aparat katanya berjanji akan mencarikan solusi. Tidak ada surat perjanjian, hanya omongan dan jabat tangan.
Mereka minta para pekerja untuk menahan diri dulu dan memberi pemerintah waktu untuk bekerja. Inilah yang membuat konflik tambang Bengkayang untuk sementara ini mereda.
“Intinya, die orang minta kami jangan turun dulu. Katanya mau dibantu uruskan, dicarikan aturan main yang jelas biar sama-sama enak. Kami ni pegang janjinya lah. Kami bukan mau cari ribut, kami cuma minta keadilan,” tambahnya lagi.
Meskipun aksi batal, bukan berarti masalah selesai. Para pekerja sepakat memberi kesempatan, tapi dengan syarat. Mereka akan menunggu langkah nyata dari pemerintah.
Kalau hanya janji manis di bibir, mereka siap turun lagi dengan jumlah yang lebih besar.
Baca Juga: Ratusan Pekerja Tambang Emas Ilegal Demo Mapolres Ketapang, Tuntut Keadilan dan Legalisasi WPR
“Kami lihat dulu sebulan ini lah. Kalau masih sama saja nasib kami, masih dikejar-kejar macam maling, kami turun lagi. Jangan salahkan kami kalau nanti suasananya lebih panas dari kemarin,” tutupnya dengan nada tegas.
Jadi, untuk sekarang, Bengkayang bisa bernapas lega. Tapi semua mata tertuju pada Pemkab, menunggu apakah ‘obrolan dini hari’ itu akan membuahkan hasil manis atau hanya jadi penenang sesaat.
(*Red)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















