Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Musim hujan sering kali membawa berkah kesuburan, namun di sisi lain, tingginya curah hujan yang menyebabkan banjir juga membawa ancaman serius bagi kesehatan.
Air banjir bukanlah air biasa; ia adalah campuran lumpur, sampah, dan limbah yang menjadi media sempurna bagi bakteri serta virus untuk berkembang biak.
Seringkali, kepentingan menyelamatkan barang berharga saat air naik membuat kita lupa melindungi tubuh sendiri.
Padahal, kontak langsung dengan air kotor dan lingkungan yang lembap menyimpan risiko penyakit yang bisa berakibat fatal jika terlambat ditangani.
Baca Juga: Benteng Alami Lawan Penyakit: 4 Buah Wajib Konsumsi untuk Jaga Imun di Musim Hujan
Agar Anda dan keluarga tetap aman, berikut adalah 4 jenis penyakit yang paling sering muncul saat musim banjir dan perlu diwaspadai sejak dini.
1. Leptospirosis (Penyakit Kencing Tikus)
Penyakit ini adalah “teror” utama saat banjir melanda, terutama di kawasan padat penduduk.
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang menyebar melalui urin hewan pengerat seperti tikus, yang kemudian bercampur dengan air banjir.
Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mata, hidung) atau luka terbuka di kulit, sekecil apa pun luka tersebut.
Gejalanya seringkali mengecoh karena mirip flu biasa, seperti demam tinggi mendadak, sakit kepala, dan nyeri otot hebat terutama di bagian betis.
Jika tidak segera diobati, leptospirosis dapat menyebabkan kerusakan ginjal hingga kematian. Oleh karena itu, sangat disarankan menggunakan sepatu bot karet saat harus berjalan di genangan air dan segera menutup luka dengan plester tahan air.
2. Diare dan Gangguan Pencernaan
Saat banjir, sumber air bersih seringkali tercemar oleh bakteri E. coli, Salmonella, atau Shigella dari <i>septic tanki yang meluap.
Kondisi sanitasi yang buruk dan kesulitan mendapatkan air bersih untuk memasak atau mencuci piring menjadi pemicu utama mewabahnya diare.
Penyakit ini ditandai dengan buang air besar yang encer dan terus-menerus, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan dehidrasi parah.
Kunci pencegahannya adalah disiplin yang ketat: pastikan selalu merebus air hingga benar-benar mendidih sebelum diminum, cuci tangan dengan sabun sebelum makan, dan hindari mengonsumsi makanan yang terpapar lalat atau udara kotor di sekitar lokasi banjir.
3. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Meskipun banjir identik dengan air yang mengalir deras, ancaman DBD justru sering muncul saat banjir mulai surut.
Genangan air sisa banjir yang tertinggal di kaleng bekas, ban, atau wadah plastik di pekarangan rumah menjadi tempat favorit nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur. Nyamuk ini berkembang biak dengan sangat cepat di musim hujan.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















