Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Tren diet puasa intermiten (intermittent fasting) semakin populer sebagai metode penurunan berat badan.
Namun, banyak orang ragu mencobanya karena satu ketakutan utama: takut kehilangan konsentrasi, lemas, dan otak menjadi lambat alias “lemot” saat bekerja dengan perut kosong.
Anggapan bahwa rasa lapar identik dengan penurunan kinerja otak ternyata tidak sepenuhnya benar.
Sebuah tinjauan ilmiah terbaru memberikan kabar baik bagi Anda yang ingin mencoba pola makan ini tanpa mengorbankan produktivitas.
Baca Juga: Benarkah Kentang Lebih Sehat dari Nasi Putih? Simak 4 Tips Mengolah Kentang untuk Diet
Studi: Puasa Pendek Tak Ganggu Kognitif
David Moreau, seorang psikolog dari University of Auckland, Selandia Baru, telah meninjau lebih dari 70 studi eksperimental terkait puasa.
Temuannya cukup mengejutkan: peserta yang menjalani puasa jangka pendek (sekitar 12 jam) memiliki kinerja mental dan kognitif yang sama baiknya dengan mereka yang makan seperti biasa.
“Kita sering mengasosiasikan lapar dengan energi rendah dan mudah terdistraksi.
Namun, data menunjukkan bahwa kinerja otak tetap stabil meski perut kosong,” ungkap Moreau.
Waspada Jebakan ‘Hangry’
Meskipun kemampuan berpikir tidak menurun, tantangan sebenarnya ada pada suasana hati (mood).
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















