Indonesia Kebanjiran Produk Agro China, Wamenperin Ingatkan Dampaknya bagi Industri Nasional

Ilustrasi - kontainer produk asal China yang masuk ke Indonesia. Lonjakan impor dari China dikhawatirkan memengaruhi struktur industri dalam negeri. (Foto: Shutterstock)
Ilustrasi - kontainer produk asal China yang masuk ke Indonesia. Lonjakan impor dari China dikhawatirkan memengaruhi struktur industri dalam negeri. (Foto: Shutterstock)
  • HS 23 (limbah industri makanan dan pakan ternak olahan) naik 11,17%

  • HS 03 (ikan dan krustasea) naik lebih dari 100%

  • HS 18 (produk kakao dan olahannya) naik lebih dari 100%

  • HS 09 (kopi, teh, mate, dan rempah-rempah) naik 53,42%

  • HS 48 (kertas dan karton) naik 28,52%

  • HS 19 (sereal, tepung, pati, susu, dan pastry) naik 24,91%

  • HS 44 (produk kayu dan arang kayu) naik 22,46%

“Kondisi ini menjadi sinyal penting bagi pemerintah Indonesia untuk mencermati dampak dari trade diversion terhadap struktur impor nasional. Ini juga bisa menjadi peluang untuk memetakan potensi dan tantangan industri agro di dalam negeri,” jelas Faisol.

Ia juga menyoroti kekhawatiran atas tingginya ketergantungan Indonesia terhadap impor baja dan aluminium dari China.

Baca Juga: Prabowo: Impor Migas Capai Rp655 Triliun, Targetkan Swasembada Energi

Ketergantungan ini bisa menjadi masalah struktural serius di tengah situasi global yang tidak pasti.

Pemerintah, kata Faisol, perlu segera merumuskan kebijakan yang memperkuat industri dalam negeri agar tidak terus terjebak dalam ketergantungan jangka panjang terhadap produk impor.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id