Diserang Ujaran Kebencian, Bupati Ketapang Pilih Memaafkan dan Fokus Bekerja

Bupati Ketapang Alexander Wilyo duduk di ruang kerjanya memberikan tanggapan atas kasus ujaran kebencian yang menyerangnya di media sosial. (Dok. HO/Faktakalbar.id)
Bupati Ketapang Alexander Wilyo duduk di ruang kerjanya memberikan tanggapan atas kasus ujaran kebencian yang menyerangnya di media sosial. (Dok. HO/Faktakalbar.id)

Faktakalbar.id, KETAPANG – Bupati Ketapang, Alexander Wilyo, memilih tetap fokus bekerja setelah muncul unggahan ujaran kebencian terhadap dirinya di media sosial.

Ia mengajak masyarakat tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi.

Baca Juga: Organisasi Etnis Nyatakan Sikap dan Kecam Oknum Penghina Bupati Ketapang

Unggahan bernada hinaan tersebut diunggah melalui akun Facebook bernama Liberto Een, milik seorang warga Kecamatan Laur.

Dalam pernyataan resminya pada Selasa (17/06/2025), Bupati Alex mengingatkan masyarakat agar tidak terpancing oleh tindakan provokatif.

“Ketapang sudah aman dan jadi rumah bersama yang nyaman. Jangan sampai terpecah hanya karena ulah oknum tertentu,” tegasnya.

Kritik Boleh, Tapi Harus Beretika

Alex menilai tindakan tersebut tidak pantas, apalagi menggunakan bahasa kasar.

Menurutnya, kritik adalah hak masyarakat, tapi harus disampaikan dengan cara yang baik.

“Tidak perlu mencaci maki. Suarakan apa yang ingin disampaikan dengan cara yang baik. Meskipun saya baru menjabat sebagai Bupati tapi saya mencoba memahami apa yang menjadi keinginan masyarakat termasuk warga Sepotong soal jembatan yang menjadi keluhan mereka selama ini dan hari ini mereka harus tahu bahwa sudah kita anggarkan pembangunan jembatan tersebut,” ungkapnya.

Bupati juga menyampaikan bahwa berbagai tokoh masyarakat dan paguyuban lintas etnis telah memberikan dukungan moril.

Ia mengingatkan semua pihak agar tidak melakukan aksi main hakim sendiri terhadap pelaku.

“Silakan mengecam perbuatannya, tapi jangan sampai ada yang mengancam atau melakukan tindakan kekerasan atau main hakim sendiri, apalagi yang bersangkutan sudah meminta maaf dan bersedia menerima konsekuensi apapun termasuk hukum adat,” tambahnya.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id