Kalbar Darurat Mafia Tambang

Edi Kamtono : “Bahasa Melayu sebagai Jembatan Tali Silaturahmi”

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono memberikan sambutan pada Seminar Internasional Bahasa dengan tema Bahasa Melayu: Prasejarah dan Masa Depan.(foto:prokopim)
Pontianak- Meski telah banyak penelitian dan berbagai kajian tentang Bahasa Melayu, namun akar sejarah bahasa yang banyak digunakan oleh sebagian masyarakat di tanah air, terutama di Pulau Sumatera dan Kalimantan masih perlu digali secara mendalam.
Oleh karena itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono mengapresiasi dan mendukung Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat yang menggelar Seminar Internasional Bahasa dengan mengangkat tema ‘Bahasa Melayu : Prasejarah dan Masa Depan’ di Balairungsari Rumah Melayu Kalbar, Sabtu (7/10). Dalam seminar ini, juga menghadirkan para ahli bahasa dan sejarah, satu di antaranya Prof Dr James T Collin.
Digelarnya seminar yang mendiskusikan prasejarah Bahasa Melayu sebagai pintu wawasan terhadap asal-usulnya dan bagaimana bahasa ini berkembang seiring waktu. Ia berpendapat bahwa memang para pakar terus menggali sejarah dan menemukan titik terang asal muasal bahasa ini sehingga menjadi identitas bangsa. Melalui seminar ini, para peserta semakin mengenal kekayaan budaya dan sejarah yang tertanam dalam struktur Bahasa Melayu, memberikan penghormatan kepada nenek moyang yang mewariskannya kepada generasi saat ini. Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang berasal dari daerah atau lokal bisa menjadi penyambung sekaligus mempererat tali silaturahmi yang kuat.
“Oleh sebab itu, bagaimana kita mewujudkan Bahasa Melayu sebagai bahasa yang komunikatif, mudah dimengerti dan bermakna serta berbudaya, artinya menjadi identitas adat istiadat Melayu,” ujarnya saat memberikan sambutan pada seminar itu.
Menurutnya, Bahasa Indonesia sejatinya berakar dari bahasa melayu yang disempurnakan. Komunikasi yang baik lewat bahasa ini tentu harus dikembangkan sesuai dengan sastra dan makna dari bahasa itu sendiri. “Mudah-mudahan melalui seminar ini bisa memberikan sumbangsih dan titik terang tentang asal muasal Bahasa Melayu,” ungkapnya.
Di Pontianak, lanjut Edi, baik itu di kawasan pesisir sungai dan wilayah-wilayah komunitas Melayu, masyarakatnya masih menggunakan Bahasa Melayu sangat kental. Penggunaan Bahasa Melayu menjadi bahasa komunikasi masyarakat yang ada di Pontianak.
“Dari bahasa, bisa menjadi  suatu komunitas, tidak hanya lingkup lokal tetapi juga internasional. Bahasa juga mencerminkan asal muasal penuturnya,” terang dia. (rfk/prokopim)