“Terminal Kijing sudah berjalan, terutama untuk muatan curah kering seperti bauksit dan muatan cair seperti CPO. Ke depan, pelabuhan ini juga direncanakan untuk melayani bongkar muat pupuk serta beras bersubsidi dari Bulog,” jelas Dian.
Tantangan Terminal Peti Kemas
Terkait operasional terminal peti kemas, Dian mengakui masih diperlukan pembahasan mendalam dengan asosiasi logistik (INSA, ALFI/ILFA).
Isu utamanya adalah pola distribusi kargo yang masih terpusat di Pontianak, sehingga memunculkan biaya tambahan jika harus dialihkan ke Kijing.
“Perlu ada solusi bersama, termasuk kemungkinan insentif, karena mobilisasi kargo dari Kijing ke Pontianak tentu membutuhkan biaya tambahan,” terang Dian.
Selain itu, aspek teknis kedalaman alur juga menjadi perhatian.
KSOP bersama Pelindo dan KKP tengah melakukan studi kelayakan (Survey Investigation Design) untuk pengerukan alur agar mencapai kedalaman minus 11 LWS, sehingga kapal-kapal besar dapat bersandar dengan aman.
(ra)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















