Bukan Sekadar Ngambek! Ini 5 Keuntungan ‘Silent Treatment’ untuk Melindungi Diri Saat Konflik Memanas

"Silent treatment sering dianggap buruk. Namun dalam situasi toxic, memilih diam bisa menyelamatkan mental Anda. Simak 5 keuntungan tak terduga dari aksi diam ini."
Silent treatment sering dianggap buruk. Namun dalam situasi toxic, memilih diam bisa menyelamatkan mental Anda. Simak 5 keuntungan tak terduga dari aksi diam ini. (Dok. Ist)

Keuntungannya: Saat Anda menerapkan silent treatment, Anda memutus suplai “oksigen” tersebut.

Lawan bicara yang sedang berapi-api biasanya akan kebingungan atau lelah sendiri karena tidak ada timbal balik.

Konflik yang seharusnya meledak besar bisa mereda lebih cepat karena tidak ada “umpan” yang Anda berikan.

4. Mendapatkan Posisi Tawar yang Lebih Kuat

Dalam negosiasi bisnis maupun konflik personal, orang yang paling banyak bicara sering kali adalah orang yang terlihat paling panik atau insecure.

Keuntungannya: Ketenangan dan kebisuan sering kali mengintimidasi dalam arti positif. Saat Anda diam, Anda menjadi sulit ditebak.

Hal ini sering kali membuat lawan bicara melakukan introspeksi diri, bertanya-tanya apa yang salah, dan akhirnya menurunkan ego mereka untuk mendekati Anda dengan lebih baik.

5. Menetapkan Batasan (Boundaries) Tanpa Perlu Menjelaskan

Terkadang, penjelasan verbal tidak dihargai.

Orang terus menginjak harga diri Anda meski Anda sudah berkata “jangan”.

Keuntungannya: Silent treatment di sini berfungsi sebagai batasan tegas non-verbal. Ini mengirimkan pesan kuat: “Perlakuanmu tidak bisa diterima, dan aku tidak akan berinteraksi denganmu sampai kamu bisa menghormatiku.”

Ini adalah cara marah yang elegan untuk menunjukkan bahwa akses kepada diri Anda adalah sebuah privilese, bukan hak yang bisa mereka injak-injak.

Kesimpulan: Bedakan Antara “Jeda” dan “Menyiksa”

Penting untuk diingat, keuntungan di atas berlaku jika silent treatment dilakukan sebagai bentuk perlindungan diri (self-preservation).

Gunakanlah diam untuk menenangkan situasi (cooling down), bukan untuk memanipulasi atau membuat orang lain merasa tidak berharga dalam jangka waktu yang lama.

Diam yang elegan adalah diam yang menyembuhkan, bukan diam yang mematikan hubungan.

Baca Juga: Terlalu Bahagia Bisa Berbahaya? Ini Penjelasan Ilmiah Mengapa Emosi Positif Kerap Menumpulkan Logika

(*Mira)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id