Bukan Sekadar Ngambek! Ini 5 Keuntungan ‘Silent Treatment’ untuk Melindungi Diri Saat Konflik Memanas

"Silent treatment sering dianggap buruk. Namun dalam situasi toxic, memilih diam bisa menyelamatkan mental Anda. Simak 5 keuntungan tak terduga dari aksi diam ini."
Silent treatment sering dianggap buruk. Namun dalam situasi toxic, memilih diam bisa menyelamatkan mental Anda. Simak 5 keuntungan tak terduga dari aksi diam ini. (Dok. Ist)

Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Dalam dunia psikologi hubungan, istilah silent treatment atau mendiamkan seseorang sering kali mendapat cap buruk.

Ia kerap diasosiasikan dengan perilaku manipulatif atau kekanak-kanakan.

Namun, mari kita melihatnya dari perspektif yang berbeda.

Dalam situasi tertentu terutama ketika Anda berhadapan dengan orang yang temperamental, narsistik, atau tidak mau mendengar memilih untuk melancarkan aksi “tutup mulut” bisa menjadi strategi pertahanan diri terbaik.

Baca Juga: Jangan Asal Ngamuk! Ini 5 Keajaiban Memilih Diam Saat Marah yang Menyelamatkan Hubungan Anda

Bukan untuk menghukum lawan bicara, melainkan untuk menyelamatkan diri sendiri.

Berikut adalah 5 keuntungan tersembunyi memilih marah dengan cara diam (silent treatment) yang terkontrol.

1. Menjadi “Rem Darurat” untuk Mencegah Kata Menyakitkan

Saat emosi memuncak, lidah sering kali lebih cepat daripada otak.

Kita bisa dengan mudah melontarkan hinaan atau mengungkit masa lalu yang sebenarnya tidak ingin kita ucapkan.

Keuntungannya: Dengan memilih silent treatment atau diam total, Anda menahan diri dari memproduksi “sampah verbal”.

Anda tidak akan menyesali kata-kata kasar yang tidak pernah Anda ucapkan. Ini menjaga integritas Anda agar tidak ikut terseret menjadi kasar seperti lawan bicara Anda.

2. Menghemat Energi Mental yang Berharga

Berdebat, berteriak, dan menjelaskan poin berulang kali kepada orang yang tidak mau mengerti adalah aktivitas yang sangat menguras energi (draining).

Keuntungannya: Diam adalah cara paling efisien untuk menghemat baterai sosial dan mental Anda.

Daripada lelah berdebat kusir tanpa ujung, Anda menarik diri untuk menyimpan energi tersebut bagi hal-hal yang lebih produktif, seperti bekerja atau menenangkan diri.

3. Memutus Rantai Eskalasi Konflik

Sebuah pertengkaran membutuhkan dua orang untuk terjadi.

Seperti api yang butuh oksigen, kemarahan lawan bicara butuh respons dari Anda untuk tetap menyala.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id