Badan Remuk tapi Mata Melek: Penjelasan Ilmiah Kenapa Kita Justru Susah Tidur Saat Terlalu Lelah

"Pernah merasa sangat capek tapi malah insomnia? Itu tanda tubuh mengalami 'overtiredness'. Simak penjelasan ilmiah soal peran hormon kortisol di sini."
Pernah merasa sangat capek tapi malah insomnia? Itu tanda tubuh mengalami 'overtiredness'. Simak penjelasan ilmiah soal peran hormon kortisol di sini. (Dok. Ist)

Ritme ini mengatur kapan waktu bangun dan kapan waktu tidur melalui pelepasan hormon melatonin.

Jika Anda terlalu lelah karena begadang atau jet lag, Anda “ketinggalan kereta” ritme sirkadian tersebut.

Saat Anda mencoba tidur di waktu yang tidak sinkron dengan jam internal yang sudah terlanjur kacau, sistem tubuh bingung antara harus memproduksi melatonin (untuk tidur) atau mempertahankan kortisol (untuk bangun).

Akibatnya, proses transisi menuju tidur menjadi sangat sulit.

3. Ketidakseimbangan Adenosin

Adenosin adalah zat kimia di otak yang menumpuk sepanjang hari dan menciptakan “tekanan tidur” (rasa kantuk). Semakin lama kita bangun, semakin tinggi level adenosin.

Namun, pada kondisi kelelahan ekstrem yang kronis, sistem pembersihan otak menjadi tidak efisien.

Di satu sisi tekanan tidur sangat tinggi, namun di sisi lain sistem saraf simpatik (saraf yang mengatur kewaspadaan) sedang terlalu aktif.

Tabrakan antara dorongan tidur yang kuat dan sistem saraf yang hiperaktif ini menciptakan kegelisahan fisik (restlessness) yang membuat Anda bolak-balik mengubah posisi tidur tanpa henti.

4. Jebakan Psikologis “Sleep Effort”

Saat tubuh sangat lelah, kita cenderung memiliki ekspektasi tinggi: “Aku harus tidur sekarang karena besok harus bangun pagi.”

Tekanan psikologis ini disebut sleep effort.

Secara ironis, semakin keras Anda mencoba untuk tidur, semakin cemas otak Anda.

Kecemasan ini kembali memicu pelepasan adrenalin, yang semakin menjauhkan Anda dari fase rileks yang dibutuhkan untuk terlelap.

Otak Anda menjadi sibuk memikirkan “kenapa saya belum tidur?”, alih-alih beristirahat.

Jika Anda mengalami kondisi ini, jangan memaksakan diri tetap di kasur sambil frustrasi. Secara ilmiah, level kortisol Anda sedang tinggi.

Bangunlah sebentar, lakukan aktivitas yang menenangkan di cahaya redup (seperti membaca buku fisik atau meditasi napas) selama 15-20 menit untuk menurunkan detak jantung, baru kembali ke kasur saat kantuk datang lagi.

Ingat, tidur membutuhkan kondisi rileks, bukan kondisi terpaksa.

Baca Juga: Sulit Tidur? Ini 10 Tips Ampuh Mengusir Insomnia untuk Tidur yang Berkualitas

(*Mira)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id