Ini membuat kita sulit berkonsentrasi pada tugas panjang atau membaca buku.
Jeda dua hari tanpa ponsel memaksa otak untuk melambat.
Anda akan terkejut betapa lebih jernihnya pikiran Anda dan betapa mudahnya menyelesaikan tugas di minggu berikutnya.
4. Menghilangkan “FOMO” dan Meningkatkan Rasa Syukur
Fear of Missing Out (FOMO) adalah pencuri kebahagiaan.
Saat melihat Instagram Stories teman yang sedang liburan mewah, kita cenderung merasa hidup kita membosankan.
Tanpa ponsel, Anda berhenti membandingkan “belakang layar” hidup Anda dengan “panggung utama” orang lain.
Anda jadi lebih bisa menikmati apa yang ada di depan mata: makanan enak di rumah, tawa keluarga, atau sekadar ketenangan sore hari.
5. Hubungan Sosial yang Lebih Berkualitas
Pernahkah Anda duduk bersama teman atau keluarga, tapi semua sibuk menunduk ke layar masing-masing? Fenomena ini disebut phubbing.
Dengan menyimpan ponsel, Anda memaksa diri untuk benar-benar hadir (be present).
Obrolan menjadi lebih nyambung, kontak mata terjaga, dan koneksi emosional dengan orang-orang tercinta menjadi jauh lebih erat.
- Mengatasi Masalah Fisik “Tech Neck”
Secara fisik, menunduk menatap ponsel memberikan beban berlebih pada leher dan tulang belakang (dikenal sebagai tech neck).
Mengistirahatkan penggunaan ponsel selama dua hari memberikan waktu bagi otot leher, bahu, dan jari-jari tangan (yang sering kram karena mengetik/scrolling) untuk memulihkan diri.
Postur tubuh Anda akan berterima kasih.
Kesimpulan: Mulailah Secara Bertahap
Melakukan detox ponsel saat weekend tidak harus drastis.
Jika 48 jam terasa terlalu berat, mulailah dengan mode “Jangan Ganggu” (Do Not Disturb) dari Sabtu sore hingga Minggu pagi.
Ingatlah, teknologi diciptakan untuk menjadi alat yang memudahkan hidup kita, bukan tuan yang mengendalikan waktu istirahat kita.
Cobalah akhir pekan ini, dan rasakan sendiri betapa “lambatnya” waktu berjalan saat Anda tidak sibuk melihat layar.
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















