Faktakalbar.id, INTERNASIONAL – Analisis terbaru terhadap citra satelit mengungkap aktivitas pembangunan yang signifikan oleh Beijing di kawasan sengketa.
Tiga pulau buatan terbesar milik China di Kepulauan Spratly menunjukkan adanya penambahan fasilitas baru dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Angkatan Udara Australia Memperkuat Hubungan Militer dengan Indonesia
Pembangunan ini dinilai memperluas kemampuan intelijen, pengawasan, perang elektronik, serta pertahanan di Laut China Selatan.
Temuan ini dipublikasikan oleh The Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI) di Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebuah lembaga kajian yang berbasis di Washington, D.C.
Mereka mengidentifikasi fasilitas baru tersebut berada di tiga pos terluar militer China, yakni Fiery Cross Reef, Mischief Reef, dan Subi Reef.
Peningkatan Kemampuan Radar dan Senjata
Fasilitas yang dibangun sepanjang tahun 2023 hingga 2024 ini menunjukkan tren peningkatan kemampuan sistem Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (ISR) serta perang elektronik.
AMTI mencatat adanya pemasangan dua radome (kubah radar) baru di Subi Reef. Desain radar ini dinilai identik dengan yang telah dibangun sebelumnya di Fiery Cross Reef dan Mischief Reef sejak 2017.
Keberadaan struktur ini diyakini memberikan cakupan pengintaian yang luas dan saling tumpang tindih di seluruh kawasan.
Selain radar, analisis di Mischief Reef menemukan tiga set emplasemen yang dibangun pada 2023. Struktur ini dinilai mampu menampung sistem senjata bergerak, seperti artileri atau peluncur roket, guna memperkuat pertahanan pos tersebut.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id












