Faktakalbar.id, PONTIANAK – Hubungan antara orang tua dan anak yang merenggang sering kali menjadi sumber kegelisahan dalam keluarga. Menanggapi hal ini, Pakar Parenting Indonesia, Ayah Irwan Rinaldi, memberikan pandangan mendalam.
Ia mengungkapkan bahwa jika orang tua ingin hubungannya dengan anak menjadi baik, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah melunasi hutang pengasuhan di masa lalu.
Baca Juga: Penuh Talenta! Kreativitas Anak Usia Dini di Borneo Fair 2025 Pukau Penonton
Hal tersebut disampaikan Ayah Irwan saat menjadi pembicara dalam Seminar Parenting SD Islam Terpadu (SDIT) Al Mumtaz bertajuk “Menembus Waktu Menumbuhkan Cinta” yang digelar di Hotel Aston Pontianak, baru-baru ini.
Ayah Irwan menyoroti fenomena perubahan sikap anak yang sering kali tidak disadari oleh orang tua.
“Tak terasa anak yang dulu masih belajar jalan, kini sudah beranjak besar. Dulu selalu minta ikut ke mana kita pergi, sekarang sudah sibuk dengan kawan dan dunianya. Lalu kita mulai merasa, hubungan terasa renggang, ngobrol tak lagi hangat. Ada yang anaknya gampang marah, cepat bosan, merasa tertekan, dan perasaan negatif lainnya. Mengapa tiba-tiba anak berubah? Mungkin ada utang pengasuhan yang belum kita bayar,” ungkapnya.
Menurut Ayah Irwan, saat ini banyak anak yang mengalami fenomena BLAST (Bored, Lonely, Angry, Stress, and Tired).
Fenomena inilah yang memicu kondisi di mana anak laki-laki tidak tumbuh dengan jiwa kelaki-lakiannya (father hunger) dan anak perempuan kehilangan figur ayah (daddy issue).
Ia menjelaskan bahwa akar masalah ini sering kali berasal dari kondisi internal keluarga.
“Hal ini dikarenakan, hutang pengasuhan yang berawal dari warisan orang tua, kondisi rumah tangga bermasalah seperti suami yang tidak ikut hadir, adanya orang ketiga, perbedaaan pola pengasuhan serta lainnya,” jelas pria yang akrab disapa Ayah Irwan ini.
Dampaknya, kematangan seorang anak menjadi tidak seimbang. Anak yang mengalami BLAST akan terlihat matang secara fisik lebih dulu, namun sisi spiritual, intelektual, sosial, dan emosionalnya belum matang. Ia menegaskan bahwa kelelakian atau kedewasaan itu dibentuk, bukan ditemukan begitu saja.
Dalam sesi seminar, Ayah Irwan juga menekankan pentingnya memiliki target yang jelas dalam mendidik anak sesuai gender mereka.
“Untuk anak laki-laki misalnya mampu bertanggung jawab, berpikir dan mengambil keputusan mampu menahan beban dan amarah, serta memuliakan wanita dan memberi manfaat. Begitu pula target pengasuhan anak perempuan seperti memiliki kelembutan kata dan perilaku, memiliki rasa malu dan tegas dalam menjaga kehormatan, menjadikannya istri yang bisa menjaga kehormatan suami dan melayani dengan baik,” terangnya dengan semangat.
Meski demikian, ia memberikan pesan optimis bahwa tidak ada kata terlambat bagi orang tua untuk memperbaiki keadaan dan membayar hutang pengasuhan tersebut. Segala usaha harus diupayakan demi memperjuangkan kembali hubungan dengan buah hati.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















