Faktakalbar.id, LEBAK – Kabupaten Lebak, Banten, selama satu dekade terakhir tercatat sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana hidrometeorologi.
Topografi pegunungan dan curah hujan tinggi membuat wilayah ini kerap dilanda banjir bandang, tanah longsor, hingga cuaca ekstrem.
Baca Juga: BNPB Rilis Update Penanganan Bencana: Banjir dan Longsor Masih Mengancam Sejumlah Wilayah
Puncak bencana yang masih melekat dalam ingatan terjadi pada awal 2020, di mana banjir bandang dan longsor merusak ratusan rumah, infrastruktur, dan menelan sembilan korban jiwa.
Hingga kini, ancaman tersebut masih nyata karena degradasi lingkungan dan keterbatasan infrastruktur drainase.
Melihat kondisi ini, pemerintah pusat melalui instrumen Pooling Fund Bencana hadir memberikan dukungan konkret untuk mitigasi jangka panjang di Lebak.
Instrumen ini dibentuk untuk menutup kesenjangan pendanaan bencana nasional yang kerugiannya ditaksir mencapai Rp22,8 triliun per November 2025, jauh di atas kapasitas anggaran rutin pemerintah.
Kabupaten Lebak terpilih menjadi salah satu penerima dukungan Pooling Fund Bencana melalui program penanaman vegetasi di lahan kritis.
Fokus lokasi berada di Kecamatan Leuwidamar, tepatnya pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisimeut yang merupakan sub-sungai DAS Ciujung dengan tingkat kerawanan tinggi.
Baca Juga: 269 KK Terdampak Longsor Cilacap Akan Direlokasi, Kepala BNPB: Pastikan Lahan Baru Aman!
Rencananya, sebanyak 14.500 bibit pohon peneduh dan produktif seperti sukun, mahoni, durian, hingga trembesi akan ditanam serentak pada Jumat (21/11/2025).
Dalam sosialisasi yang digelar di Kantor Bupati Lebak, Rangkasbitung, Deputi Bidang Logistik dan Peralatan BNPB, Andi Eviana, menegaskan bahwa program ini bertujuan membantu daerah yang memiliki keterbatasan fiskal.
“Tujuannya adalah membantu masyarakat dan pemerintah daerah dalam penganggaran, karena anggaran penanggulangan bencana tidak pernah cukup,” jelas Andi Eviana, Rabu (19/11/2025).
Evi menambahkan, dana bersama ini fleksibel dan dapat digunakan untuk mendukung seluruh fase bencana, mulai dari prabencana, tanggap darurat, hingga pascabencana.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















