Psikolog klinis Sera Lavelle menyebutkan bahwa penurunan kadar gula darah memang bisa memicu iritabilitas atau rasa mudah marah, yang sering kita kenal dengan istilah hangry (gabungan hungry dan angry).
Jadi, jika Anda merasa sulit bekerja saat puasa, kemungkinan besar itu bukan karena otak Anda melambat, melainkan karena mood yang sedang tidak stabil akibat lapar.
Manfaat Ketosis bagi Tubuh
Selain aman bagi otak, puasa intermiten juga memicu proses ketosis.
Saat cadangan karbohidrat (glikogen) habis, tubuh akan beralih membakar lemak sebagai sumber energi.
Proses ini dipercaya dapat mengaktifkan perbaikan sel dan berkontribusi pada umur panjang.
Bagi pemula, kuncinya adalah mendengarkan tubuh.
Puasa intermiten aman dilakukan selama durasinya wajar dan tidak dipaksakan pada kondisi medis tertentu atau penderita gangguan makan.
Baca Juga: Perbandingan Gizi Dada Ayam atau Paha Ayam: Mana yang Lebih Sehat untuk Diet?
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















