Awas! Stres Berpikir Ternyata Bisa Bikin Rambut Rontok Massal. Ini 4 Alasan Ilmiahnya

"Merasa rambut rontok massal, pitak, atau sulah karena stres berpikir? Ini 4 alasan ilmiah di baliknya, dari Telogen Effluvium hingga hormon kortisol."
Merasa rambut rontok massal, pitak, atau sulah karena stres berpikir? Ini 4 alasan ilmiah di baliknya, dari Telogen Effluvium hingga hormon kortisol. (Dok. Ist)

Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Pernah merasa pusing memikirkan banyak hal, lalu saat menyisir rambut, Anda kaget melihat berapa banyak helai yang rontok?

Atau mungkin Anda menyadari rambut tampak menipis (sulah) hingga muncul area botak kecil (pitak) setelah melewati periode yang penuh tekanan?

Ini bukan hanya perasaan Anda.

Hubungan antara “terlalu banyak berpikir” (stres kronis) dan kesehatan rambut sangatlah nyata dan terbukti secara ilmiah.

Baca Juga: Kenali Diabetes Distress: Beban Emosional yang Ancam Pengobatan Pasien

Saat Anda stres, tubuh Anda beralih ke mode “bertahan hidup”.

Tubuh akan menganggap pertumbuhan rambut sebagai fungsi non-esensial dan mengalihkan energi serta nutrisi ke fungsi vital lainnya.

Berikut adalah 4 alasan ilmiah spesifik mengapa terlalu banyak berpikir dapat menyebabkan rambut rontok, menipis, atau bahkan pitak.

1. Telogen Effluvium (Kerontokan Massal)

Ini adalah penyebab kerontokan rambut terkait stres yang paling umum dan sesuai dengan istilah “rontok massal”.

Rambut kita memiliki siklus hidup: fase tumbuh (anagen), fase transisi (catagen), dan fase istirahat/rontok (telogen).

Saat Anda mengalami stres berat (baik fisik maupun emosional), tubuh bisa “mendorong paksa” sejumlah besar folikel rambut yang sedang dalam fase tumbuh untuk langsung masuk ke fase istirahat (telogen).

Uniknya, kerontokan ini tidak terjadi seketika.

Rambut-rambut tersebut akan “tidur” selama 2 hingga 3 bulan, baru kemudian rontok secara massal saat Anda keramas atau menyisir.

Inilah yang sering kita sadari sebagai “rambut rontok parah” setelah melewati masa sulit. Kabar baiknya, kondisi ini biasanya bersifat sementara (reversible).

2. Alopecia Areata (Si “Pitak” Akibat Autoimun)

Istilah “pitak” sering merujuk pada kondisi ini.

Alopecia Areata adalah penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh Anda secara keliru menyerang folikel rambut yang sehat, menganggapnya sebagai ancaman.

Serangan ini menyebabkan peradangan yang menghentikan produksi rambut dan menyebabkan kerontokan sering kali dalam bentuk bercak-bercak bulat kecil yang mulus (pitak).

Apa hubungannya dengan stres? Stres kronis dan “terlalu banyak berpikir” dikenal luas sebagai pemicu utama (trigger) yang dapat mengacaukan sistem kekebalan tubuh, memicu serangan autoimun seperti Alopecia Areata pada orang yang rentan.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id