BNPB Wakili Indonesia di Forum COPPER, Tekankan Integrasi Respon Pandemi dan Adaptasi Iklim

Plt. Deputi Bidang Pencegahan BNPB (berbaju batik) mengikuti rangkaian diskusi dalam kegiatan Communities in Pandemic Preparedness and Response (COPPER) melalui Community Engagement (CE) dan Community-led Monitoring (CLM) yang diselenggarakan pada 27–29 Oktober 2025 di Nairobi, Kenya.
Plt. Deputi Bidang Pencegahan BNPB (berbaju batik) mengikuti rangkaian diskusi dalam kegiatan Communities in Pandemic Preparedness and Response (COPPER) melalui Community Engagement (CE) dan Community-led Monitoring (CLM) yang diselenggarakan pada 27–29 Oktober 2025 di Nairobi, Kenya. (Dok. BNPB)

Menurut Pangarso, pendekatan kebencanaan memungkinkan respons yang lebih menyeluruh, mulai dari pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, hingga pemulihan pascabencana, dengan melibatkan seluruh unsur pemerintah dan masyarakat.

Pengalaman Indonesia ini menjadi referensi pembelajaran bagi berbagai negara dalam pentingnya menjadikan kesiapsiagaan respon pandemi (PPR) sebagai bagian integral dari sistem penanggulangan bencana nasional.

Baca Juga: Proyek IDRIP Resmi Ditutup, Kepala BNPB: Kapasitas Hadapi Gempa dan Tsunami Meningkat

Ancaman Baru: Krisis Iklim dan Kesehatan

BNPB juga menyoroti bahwa dunia saat ini tengah menghadapi krisis iklim yang berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat dan meningkatkan risiko bencana.

Perubahan iklim global, yang ditandai dengan peningkatan suhu, pergeseran pola cuaca, dan bencana hidrometeorologi, turut memperluas penyebaran penyakit berbasis vektor seperti dengue, malaria, dan zoonosis.

Oleh karena itu, kesiapsiagaan respon pandemi harus mempertimbangkan konteks krisis iklim.

Pendekatan Adaptasi Perubahan Iklim (API) dan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) perlu dikonvergensikan sebagai pendekatan terpadu untuk membangun ketangguhan masyarakat.

3 Rekomendasi Strategis BNPB

Sebagai hasil pembelajaran dari forum internasional ini, BNPB mengusulkan tiga rekomendasi utama untuk memperkuat sistem ketahanan nasional dan global:

  1. Integrasi Pandemi dan Perubahan Iklim ke dalam Sistem Penanggulangan Bencana Nasional. Pendekatan ini mencakup seluruh fase, mulai dari kesiapsiagaan dan peringatan dini sebelum bencana, hingga tanggap darurat dan pemulihan pascabencana.
  2. Membangun Platform Terpadu Antar Lembaga. BNPB merekomendasikan pembentukan platform koordinasi nasional yang menghubungkan BNPB, Kementerian Kesehatan, dan jejaring komunitas untuk berbagi informasi real-time dan memastikan masyarakat menjadi mitra aktif.
  3. Penyusunan Panduan Evakuasi dan Rantai Pasok Logistik Kesehatan. Panduan ini diperlukan untuk menjamin akses cepat dan adil bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan darurat dan bantuan penting selama krisis.

Melalui partisipasi dalam kegiatan COPPER, Pangarso menegaskan bahwa ketangguhan tidak dibangun oleh satu negara, tetapi oleh solidaritas, sinergi, dan kepedulian antarbangsa.

Baca Juga: BNPB dan BP Taskin Sepakat Bersinergi Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Terdampak Bencana

(*Red)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id