Sihir Waktu Senja: 4 Alasan Mengapa Sore Hari Terasa Begitu Istimewa

"Pernah merasa sore hari begitu magis? Temukan 4 alasan psikologis dan natural di balik 'golden time', mulai dari cahaya emas yang menenangkan hingga momen ideal untuk refleksi diri."
Pernah merasa sore hari begitu magis? Temukan 4 alasan psikologis dan natural di balik 'golden time', mulai dari cahaya emas yang menenangkan hingga momen ideal untuk refleksi diri. (Dok. Ist)

Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Pernahkah Anda merasakan sebuah jeda magis di sore hari? Ketika hiruk pikuk siang mulai mereda, namun malam belum sepenuhnya mengambil alih.

Momen ini sering disebut sebagai golden time atau golden hour, sebuah periode singkat yang terasa begitu menenangkan dan penuh makna.

Bukan hanya perasaan sesaat, ada alasan psikologis dan alamiah mengapa sore hari memiliki daya tarik yang begitu kuat.

Ini adalah waktu di mana tubuh dan pikiran secara alami beralih mode, menciptakan suasana yang ideal untuk relaksasi dan refleksi.

Baca Juga: 5 Istilah yang Wajib Diketahui Para Pencinta Buku, dari TBR hingga DNF

Jika Anda sering merasa lebih damai di sore hari, mungkin inilah empat alasan di baliknya.

1. Cahaya Emas yang Menenangkan Secara Visual

Alasan paling literal dari golden hour adalah kualitas cahayanya.

Saat matahari mulai turun mendekati cakrawala, sinarnya melewati lebih banyak lapisan atmosfer.

Hal ini menyaring cahaya biru dan hanya menyisakan spektrum warna yang lebih hangat seperti kuning, oranye, dan kemerahan.

Cahaya yang lembut dan hangat ini secara visual lebih nyaman bagi mata dibandingkan cahaya matahari yang terik di siang hari.

Secara psikologis, warna-warna hangat ini diasosiasikan dengan perasaan nyaman, tenang, dan nostalgia.

Tidak heran jika para fotografer dan sineas sangat menyukai waktu ini untuk menciptakan gambar yang dramatis dan indah.

2. Jembatan Transisi dari Kesibukan ke Waktu Pribadi

Sore hari adalah jembatan alami antara dua dunia: dunia kerja dan dunia personal.

Bagi banyak orang, ini adalah momen di mana tekanan pekerjaan mulai menurun.

Notifikasi email melambat, dering telepon mereda, dan pikiran mulai beralih dari deadline ke rencana malam hari.

Transisi ini memberikan sinyal ke otak untuk “menurunkan gigi” dari mode produktivitas tinggi ke mode istirahat.

Proses pelepasan tanggung jawab ini menciptakan perasaan lega yang luar biasa, seolah beban berat seharian perlahan terangkat dari pundak.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id