Laporan Terkini BNPB: Indonesia Dihantam Bencana Beruntun, dari Gempa Sukabumi hingga Erupsi Lewotobi

Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (20/9). Sumber foto : PVMBG
Peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (20/9/2025). Sumber Foto: PVMBG

Bencana ini melanda Desa Kampung Ciputih dan Karamat Mulya di Kecamatan Soreang, mengakibatkan 26 KK terdampak.

BPBD Jawa Barat mencatat 26 unit rumah rusak ringan dan satu gudang rusak. Warga bersama tim gabungan berupaya membersihkan dan memperbaiki kerusakan yang ada.

Sementara itu, gempa bumi Magnitudo 3.8 mengguncang Kabupaten Sukabumi pada Minggu (21/9) dini hari pukul 01.59 WIB.

Gempa yang berpusat 26 km timur laut Sukabumi ini dirasakan hingga Pelabuhan Ratu, Pamijahan, Cibadak, Kabandungan, dan Leuwiliang.

Baca Juga: BNPB Rangkum Bencana Akhir Pekan: Gempa Papua, Banjir di Melawi, dan Karhutla Aceh

Gempa ini dirasakan di Leuwiliang, Pemijahan, dan Kabandungan dengan skala intensitas III MMI, yang berarti getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan bergoyang.

Menurut data BMKG, hingga Minggu pagi pukul 06.30, telah terjadi 30 kali gempa susulan.

“Tim BPBD Kabupaten Sukabumi sedang melaksanakan kaji cepat di wilayah terdampak,” bunyi laporan tersebut.

Data sementara menunjukkan lima KK atau 20 jiwa terdampak, dengan satu rumah rusak sedang dan empat rumah rusak ringan.

BNPB mengimbau warga Sukabumi untuk tidak panik tetapi tetap waspada terhadap gempa susulan dan menyiapkan tas siaga bencana.

Perkembangan situasi bencana di Indonesia juga mencakup aktivitas vulkanologi.

Gunungapi Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, NTT, mengalami peningkatan jumlah erupsi signifikan sejak Jumat (19/9).

Statusnya naik dari Siaga ke Awas (Level IV). Berdasarkan keterangan PVMBG, “dalam lima hingga tujuh hari terakhir, grafik tiltmeter menunjukkan tren inflasi yang semakin jelas, yang berarti tubuh gunung mengalami penggembungan akibat suplai magma baru.” Pola ini mengindikasikan potensi erupsi eksplosif.

Akibat erupsi, tiga bandara ditutup pada Sabtu (20/9), yaitu Bandara Gewayantana Larantuka, Bandara Frans Seda Maumere, dan Bandara Haji Hasan Aroeboesman di Ende.

Masyarakat dan wisatawan diimbau untuk menjauhi area dalam radius 6 km dan sektor tertentu, serta mengikuti arahan pemerintah daerah.

Baca Juga: Gempa Nabire M 6,5, BNPB Jelaskan Alasan Perbedaan Data Kekuatan dari Lembaga Internasional

(*Red)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id