Ancaman Amoeba Pemakan Otak Melonjak, Waspada Gejala dan Penularannya

"amoeba-pemakan-otak"
lustrasi mikroskopis Naegleria fowleri, amoeba yang dikenal sebagai 'pemakan otak'. Organisme ini menjadi penyebab wabah mematikan di India. (Dok. Faktakalbar.id)

Faktakalbar.id, INTERNATIONAL – Otoritas kesehatan di Kerala, India, berada dalam status siaga. Wilayah tersebut menghadapi lonjakan kasus Primary Amoebic Meningoencephalitis (PAM). Infeksi mematikan ini disebabkan oleh Naegleria fowleri, yang dikenal sebagai “amoeba pemakan otak”.

Dikutip melalui Reuters, Sabtu (20/9)  tahun 2025 Kerala telah mencatat 69 kasus terkonfirmasi dengan 19 kematian. Sebagian besar kematian terjadi dalam beberapa minggu terakhir.

Menteri Kesehatan Negara Bagian, Veena George, mengatakan bahwa Kerala menghadapi tantangan serius. Infeksi yang sebelumnya terkait dengan satu sumber air, kini muncul secara sporadis. Pasien yang terinfeksi berusia mulai dari bayi tiga bulan hingga lansia 91 tahun.

“Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ketika wabah terkonsentrasi dalam klaster yang terkait dengan satu sumber air, kami tidak melihat klaster yang terkait dengan satu sumber air,” ujar George. “Ini adalah kasus-kasus tunggal dan terisolasi, yang telah mempersulit investigasi epidemiologi kami.”

Baca Juga: IPOWU International Meeting di Pontianak, Bahas Kesejahteraan Buruh Sawit

Gejala dan Cara Penularan

Menurut dokumen pemerintah Kerala, amoeba pemakan otak menyerang sistem saraf pusat. Infeksi ini merusak jaringan otak dan menyebabkan pembengkakan otak parah. Pada sebagian besar kasus, infeksi ini berakhir dengan kematian.

Para ahli menjelaskan bahwa infeksi tidak terjadi karena meminum air yang terkontaminasi. Sebaliknya, amoeba ini masuk melalui saluran hidung, biasanya saat berenang, mandi, atau menyelam di air yang tidak aman.

George menekankan pentingnya respons medis yang cepat. “Deteksi dini adalah kuncinya,” katanya. Ia mencatat tingkat kelangsungan hidup di Kerala sebesar 24% jauh lebih tinggi dari rata-rata global yang kurang dari 3%.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id