Opini  

BoSaN sebagai Science–Policy Bridge: Menyatukan Riset Biodiversitas, Implementasi REDD+, dan Target FOLU Net Sink 2030 Kalbar

"eks opini ini membahas peran BoSaN sebagai jembatan sains dan kebijakan dalam menyatukan riset biodiversitas, implementasi REDD+, dan target FOLU Net Sink 2030 di Kalimantan Barat. (Dok. Gusti Hardiansyah to Faktakalbar.id)"
eks opini ini membahas peran BoSaN sebagai jembatan sains dan kebijakan dalam menyatukan riset biodiversitas, implementasi REDD+, dan target FOLU Net Sink 2030 di Kalimantan Barat. (Dok. Gusti Hardiansyah to Faktakalbar.id)

OPINI – Dalam menghadapi krisis iklim dan krusialnya konservasi keanekaragaman hayati, Kalimantan Barat (Kalbar) perlu mengadaptasi paradigma baru: bertransformasi dari sekadar pelaksana kebijakan menjadi penentu arah mitigasi iklim yang terintegrasi. Borneo Satellite Network (BoSaN) hadir sebagai jembatan penting (science policy bridge) antara dunia akademik dan pengambil keputusan, menghubungkan riset biodiversitas secara real-time dengan implementasi REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation), dan target FOLU (Forestry and Other Land Use) Net Sink 2030.

Artikel opini ini membahas bagaimana BoSaN dapat memperkuat sinergi ketiga agenda tersebut, serta merekomendasikan strategi pemanfaatan dana GCF untuk mempercepat aksinya.

​1. Konteks Kebijakan: REDD+, FOLU Net Sink 2030, dan Kalbar

​Indonesia telah menetapkan strategi nasional melalui Rencana Strategis REDD+ 2021–2030 yang menjadi salah satu instrumen utama guna mencapai target FOLU Net Sink 2030. Strategi ini menitikberatkan pada pemantauan hutan yang lebih presisi; penguatan arsitektur kebijakan dan institusional; serta peningkatan MRV (Monitoring, Reporting, Verification).

Baca Juga: Mengakhiri Pajak Ganda Kehutanan: Menyelamatkan Ayam Bertelur Emas Kalbar

​Secara khusus, Kalbar telah menunjukkan komitmennya terhadap target tersebut dalam dokumen seperti RAD GRK, SRAP (Strategic REDD+ Action Plan), FREL (Forest Reference Emission Level), dan sistem MRV subnasional.

Kalbar juga mendukung jurisdictional approach yang menjadi kerangka kebijakan REDD+ dan FOLU tingkat nasional, dengan fokus pada tata kelola hutan yang adil, pengurangan degradasi, restorasi gambut, dan rehabilitasi mangrove.

​2. BoSaN: Platform Riset dan Teknologi untuk Biodiversitas dan Kebijakan

​BoSaN mengintegrasikan data biodiversitas amfibi, reptil, mamalia, serangga, tumbuhan dengan karakteristik lingkungan (tutupan lahan, curah hujan, elevasi, suhu) melalui platform AI (AI-BoB).

Sistem ini mampu memetakan distribusi habitat spesies, memprediksi risiko kehilangan keanekaragaman hayati, serta mengidentifikasi hotspot fragmentasi atau ancaman seperti konsesi penebangan dan konservasi yang tidak memadai.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id