Faktakalbar.id, NASIONAL – Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mempercepat penanganan dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur. Fokus utama adalah percepatan pembangunan hunian tetap (huntap) sebagai solusi jangka panjang bagi warga terdampak bencana.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, dalam kunjungannya ke Pos Lapangan Konga, Kecamatan Titehena, menyampaikan bahwa pembangunan hunian sementara (huntara) telah berjalan dengan baik, namun bukan solusi akhir.
“Saat ini huntara tahap I dan II sudah selesai. Pembangunan huntara tahap III sedang berlangsung. Dalam waktu dekat, kita harapkan tidak ada lagi masyarakat yang tinggal di pos pengungsian,” ujar Suharyanto, Jumat (23/5).
Baca Juga: Pemerintah Percepat Relokasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Ia menegaskan bahwa huntap menjadi prioritas utama dalam memastikan warga tinggal di tempat yang layak, aman, dan berkelanjutan.
“Jangan sampai warga merasa nyaman di huntara lalu menganggap masalah selesai. Huntara hanya sementara. Kita prioritaskan pembangunan huntap sebagai rumah warga yang layak dan aman untuk selamanya,” tegasnya.
Pembangunan 500 Unit Huntap di Noboleto
Pemerintah menetapkan lokasi pembangunan huntap di daerah Noboleto. Pembersihan lahan akan dimulai pekan depan, dengan target pembangunan sebanyak 500 unit rumah. Proyek ini melibatkan Kementerian PUPR, Kementerian Perumahan, TNI/Polri, serta masyarakat lokal.
Setelah proyek di Noboleto rampung, rencana pembangunan huntap di wilayah lain akan disesuaikan dengan hasil kesepakatan antara pemerintah daerah dan warga terdampak.
Opsi Relokasi Mandiri untuk Warga
Selain pembangunan huntap dan huntara, Suharyanto juga membuka opsi relokasi mandiri bagi warga yang memiliki lahan pribadi dalam radius aman dari zona erupsi.
“Warga bisa mendaftarkan lahan milik sendiri ke kepala desa. BNPB akan membangun rumah di lokasi tersebut jika memenuhi syarat keamanan,” jelasnya.
Untuk memberikan gambaran, BNPB telah membangun Rumah Contoh Riksa (Rumah Instan Kuat Sehat Aman) di Larantuka yang dapat dilihat langsung oleh warga.
“Pembangunannya cepat, hanya satu hingga dua minggu dan langsung bisa dihuni,” lanjutnya.
Pemerintah juga tetap memberikan dukungan bagi warga yang melakukan evakuasi mandiri ke rumah kerabat. Mereka menerima bantuan dana tunggu hunian sebesar Rp600 ribu per bulan selama enam bulan.
“Semua masyarakat kita perhatikan, baik yang di pos lapangan, rumah kerabat, maupun di huntara. Yang penting mereka berada di luar radius bahaya erupsi,” tambah Suharyanto.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id