Menurutnya, Gawai Dayak harus ditunjukkan sebagai salah satu bentuk kebudayaan adat yang dapat dicontoh masyarakat dari suku lain.
“Kita ingin Gawai Dayak ini betul-betul rapi. Mabuk-mabuk misalnya lalu divideokan, itu kan tidak baik. Minum secukupnya. Kita punya batas kemampuan fisik. Kalau sudah mabuk, ya pulang ke rumah,” tegasnya.
Di sisi lain, Andreas Yesun menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan kepada sub suku Ketungau Tesa’ek dalam menyelenggarakan Pekan Gawai Dayak ke – 39 tahun 2025 ini.
“Kami berterimakasih karena Pemerintah Daerah mempercayakan kepada kami, sub suku adat Dayak Ketungau Tesa’ek sebagai tuan rumah untuk pelaksanaan Pekan Gawai Dayak ke – 39 tahun 2025,” tuturnya. (mro)
Baca juga: Kadisporapar Harapkan Pariwisata Kalbar Terus Berkembang Melalui Event Gawai Dayak
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id