Inspirasi cerita-cerita tersebut datang dari masa kecilnya. Ia mengenang kembali dongeng yang kerap diceritakan oleh almarhumah neneknya, yang sarat dengan pesan-pesan moral seperti kejujuran, persahabatan, dan keberanian nilai-nilai luhur yang kini mulai terpinggirkan.
“Bagi saya, menulis buku ini bukan sekadar berkarya, tapi juga soal merawat bahasa ibu. Saya ingin anak-anak Sambas dan Kalimantan Barat punya bacaan yang dekat dengan identitas mereka sendiri,” ujarnya.
Karya Bagus mendapat apresiasi dari keluarga dan orang-orang terdekatnya. Banyak yang merasa bangga atas usahanya dalam menjaga warisan budaya lokal, dan menganggap langkah yang diambilnya memberi pengaruh besar meskipun terlihat sederhana.
“Ini bukan sekedar menulis, tetapi merawat bahasa ibu,” pungkasnya.
(DNS)
Baca Juga: Disperpusip Pontianak Rayakan Hari Buku Nasional dengan Lomba Bercerita
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id