“Sedangkan jika kulit meradang bisa kompres basah hangat, lalu menggunakan krim atau salepdan untuk kulit retak, pecah-pecah dan luka gunakan obat oles yang lunak, hindari jenis obat dengan alkohol dan bahan asam,” lanjutnya.
Penggunaan obat topikal juga bisa dikelompokkan berdasarkan area kulit. Untuk telapak tangan dan kaki gunakan salep atau krim, lipatan kulit (krim dan lotion), untuk area berbulu (lotion, bubuk, gel dan foam), dan membran mukosa gunakan bahan yang tidak mengiritasi.
“Obat topikal diterapkan secara langsung pada kulit, dan penting untuk mengikuti instruksi penggunaan agar mendapatkan hasil yang maksimal,” imbuhnya.
Hal yang perlu diperhatikan seperti cuci tangan dan area aplikasi bersih dan kering, oleskan dengan merata, hindari area sensitif dan cuci tangan setelah pemakaian.
Meskipun umumnya aman, obat topikal dapat menyebabkan efek samping seperti iritasi, kemerahan, atau reaksi alergi. Jika efek samping muncul atau kondisi memburuk, hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter.
“Perlu diperhatikan juga dalam penyimpanan obat topikal dalam wadah tertutup, terhindar dari sinar matahari langsung, obat disimpan paling lama 7 hari setelah kemasan dibuka dan periksa secara rutin kondisi obat sudah kadaluarsa atau rusak,” pungkasnya. (rfk *pkrs-humas/rsudssma)
Ikuti berita menarik lainnya di Google News FaktaKalbar.id