Theo berpendapat, pers merupakan suatu produk yang lahir untuk melakukan sosial kontrol dan wujud kedaulatan rakyat, bahkan menjadi salah satu pilar bangsa Indonesia. “Artinya kedudukan pers berada pada posisi strategis. Tapi kedudukan itu jangan pula disalah artikan hingga membuat hilangnya profesionalitas,” tuturnya.
Di tengah perkembangan zaman saat ini para pihak mudah mengklaim diri sebagai Jurnalis namun dalam pelaksanaan profesi tidak mencerminkan sesuai dengan kaidah jurnalistik, merasa diri tidak pernah salah dan selalu aman lantaran dilindungi aturan sehingga melanggar hal-hal telah diatur.
“Hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi para Jurnalis itu sendiri, sehingga meningkatkan kualitas diri, mengedepankan kaidah jurnalistik dalam bekerja menjadi penting agar ada jurang pembeda antara para pengklaim profesi dengan para pengabdi profesi ini,” tutupnya. (rfk)
