Sedangkan paket kedua adalah Pengadaan Infrastruktur Layanan Private Cloud Universitas Tanjungpura,sumber dana APBN 2020 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pagu Rp 8.553.497.000,00
Sumber dalam Untan yang minta identitas tidak diungkapkan kepada Fakta Kalbar menjelaskan,memang hingga kini fakultasnya belum merasakan fungsi dan manfaat dari proyek belasan miliar tersebut. “Harusnya hingga di tahun 2023 ini semua sudah bisa kita rasakan manfaat dan kemudahan interkoneksi dan data center yang dibangun.Namun itu belum kita dapatkan. Jaringan apakah itu dalam bentuk FO juga tidak kita lihat terhubung ke fakultas dan bidang lainnya,” jelas sumber.
Sementara itu penggiat dan praktisi IT, Dwi Hardiyanto saat kembali dimintai pendapatnya mengenai dua pekerjaan yang dilakukan di Untan menjelaskan kalau pekerjaan jaringan dan keamanan tersebut dapat disebut sebagai proyek besar dan prestisius jika dapat berfungsi dengan baik.
“Tentunya interkoneksi antar bagian,faklutas dan bidang-bidang di Untan akan sangat lancar dan aman.Ini biasasnya berbasis jaringan fiber optik (fo). Dengan anggaran sekitar 9 miliar rupiah untuk kerja jaringan dan keamanan tentu sangat luas jaringan yang dicapai atau dicakup.” jelas Dwi Hardiyanto.
Sedangkan saat dimintai gambarannya mengenai pekerjaan data center (private cloud), Dwi Hardiyanto mengatakan, dengan anggaran sekitar 8 miliar, server dan memory yang diadakan tentulah menggunakan spek tinggi. “Namun ini sangat tergantung pada seberapa besar dan banyak server dan kebutuhannya.Belum lagi jika kita melihat ruang atau gedung untuk server iu sendiri yang harus spesifikasi khusus, pendingin ruangan yang 24 jam dengan AC khusus serta pengaturan suhu dan kelembaban yang sangat khusus dan terkontrol pula,” ulasnya. (rfk)