Bjorka Tebar Teror, Hari Ini Rupiah Down ?

Hacker Bjorka dikabarkan menyebarkan teror yang konon bisa menyebabkan rupiah down atau ambruk. Faktanya bagaimana ?
Seperti dilansir dari cnbc, Rupiah pada pekan lalu sukses menguat 0,45% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.628/US$. Indeks dolar AS sebelumnya menyentuh level tertinggi lebih dari 20 tahun terakhir di 110,78, tetapi berbalik melemah 0,48% sepanjang pekan lalu, mampu membuat rupiah menguat.
Pergerakan indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut masih akan mempengaruhi rupiah di pekan ini, apalagi Selasa (13/9) besok ada rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).

Gubernur The Fed, Christoper Waller pada Jumat lalu mengatakan ia memperkirakan suku bunga akan dinaikkan 75 basis poin di bulan ini. Selain itu, Waller mengatakan keputusan The Fed kini seharusnya sangat tergantung dari rilis data, bukan proyeksi ke depannya. Hal ini membuat rilis data inflasi di AS menjadi penting untuk diperhatikan.

Sementara itu dari dalam negeri, ulah hacker Bjorka yang melakukan peretasan membuat pemerintah ketar-ketir, dan bisa memberikan sentimen negatif ke pasar finansial. Pasalnya, Bjorka juga mengajak masyarakat untuk menggunakan ‘Topeng Bjorka’ untuk ikut dalam revolusinya. Momennya terjadi pasca pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertelite dan Solar yang memicu demo besar-besaran. Jika masyarakat terpancing ajakan Bjorka, maka dikhawatirkan stabilitas dalam negeri bisa terganggu.

Nama ‘Bjorka’ muncul terkait peretasan data dari Indonesia sejak Agustus lalu. Selain peretasan data Kominfo, Bjorka mengklaim telah mengakses dokumen rahasia milik Badan Intelijen Negara (BIN) yang dikirimkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi).