Faktakalbar.id, NASIONAL – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, mengajak masyarakat dan akademisi untuk menggali kembali kearifan lokal dalam mitigasi bencana saat memberikan kuliah umum di Universitas Andalas, Kota Padang, Rabu (7/5).
Dalam kesempatan tersebut, Suharyanto menyoroti pentingnya peran budaya lokal sebagai fondasi dalam membangun ketangguhan menghadapi bencana, khususnya di wilayah rawan seperti Sumatera Barat.
“Nenek moyang kita sudah memberikan contoh kearifan lokal. Buktinya, saat gempa Pasaman 2022, rumah gadang selamat, sementara rumah modern runtuh,” ujarnya. Ia menjelaskan bahwa struktur rumah gadang dibuat dengan tiang-tiang di atas batu, sehingga lebih tahan terhadap guncangan gempa.
Tak hanya rumah gadang, ia juga menyebut rumah adat Nias yang tahan gempa karena memiliki struktur penyangga antar tiang. “Rumah adat Nias dengan penyangga ini menjadi bangunan tahan gempa. Saat gempa 2005, rumah-rumah adat itu tidak rusak,” katanya.
Baca Juga: BNPB Perpanjang Operasi Modifikasi Cuaca di Riau untuk Antisipasi Karhutla
Suharyanto juga menyoroti rumah panggung sebagai bentuk mitigasi terhadap banjir. “Di Kalimantan, banjir datang setiap tahun, tapi mereka tidak mengungsi karena rumahnya panggung,” ujarnya.
Ia pun mengimbau agar para mahasiswa turut menggali dan mendokumentasikan kearifan lokal sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana. “Ini penting untuk menggali kearifan lokal,” tegasnya.
Lebih lanjut, Suharyanto mengingatkan potensi besar gempa megathrust di tiga zona sekitar Sumatera Barat, yakni Nias, Pagai Selatan, dan Mentawai. “Zona Mentawai belum melepaskan energinya sejak 1797,” ungkapnya.
Jika terjadi, dampaknya bisa meluas hingga ke Bandara Internasional Minangkabau yang hanya berjarak 400 meter dari pantai. “Runway bandara berisiko tergenang hingga tiga meter,” jelasnya.
Sebagai langkah antisipasi, BNPB mengusulkan pembuatan kawasan hutan pantai sebagai penghalang alami tsunami. Namun, ia juga mengingatkan bahwa batu-batu penahan abrasi di bibir pantai Kota Padang bisa menjadi ‘peluru’ yang membahayakan saat tsunami terjadi.
“Waktu tsunami Aceh, kapal besar bisa sampai ke daratan, apalagi batu-batu di sepanjang pantai itu,” ujarnya.
Wilayah sungai juga menjadi perhatian karena aliran tsunami bisa lebih cepat menyusuri sungai yang melintasi pemukiman. Oleh karena itu, simulasi evakuasi secara rutin terus dilakukan. “Waktu evakuasi hanya 7 menit di Mentawai, dan 20–25 menit di Padang. Ini harus dilatih terus,” imbaunya.
Suharyanto menyesalkan masih adanya kelalaian masyarakat saat terjadi bencana. Ia mencontohkan peristiwa erupsi Gunung Marapi pada Desember 2023. “Gunung sudah berstatus level 3, artinya dilarang mendaki. Tapi karena lalai, 23 pendaki meninggal dunia,” ujarnya.
Tak lama berselang, banjir lahar dingin (Galodo) menerjang setelah hujan deras turun di kawasan puncak gunung. “Mei 2024, Galodo terjadi dan menyebabkan 62 korban jiwa,” ungkapnya.
Baca Juga: BNPB dan Pemda Mataram Tanam Pohon di Pantai Loang Baloq Sebagai Upaya Mitigasi Tsunami
Sebagai respons, BNPB merelokasi warga yang tinggal di radius lima kilometer dari gunung dan memasang sistem peringatan dini di beberapa sungai. “Ketika air naik saat hujan, sirine akan berbunyi agar warga segera menjauh,” terangnya.
Usai kuliah umum, Kepala BNPB bersama Gubernur Sumatera Barat meninjau Rumah Sakit Universitas Andalas yang dijadikan RS rujukan bencana. “RS ini letaknya strategis di dataran tinggi dan tahan gempa, cocok untuk evakuasi saat tsunami,” ujarnya.
RS tersebut dilengkapi ruang operasi, IGD, serta fasilitas evakuasi untuk penanganan korban bencana.
Di hari yang sama, Sekretaris Utama BNPB Dr. Rustian memimpin Apel Gelar Pasukan dan Peralatan di Monumen Tugu Gempa, Padang. Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan dan simulasi rutin.
“Jalur evakuasi harus dipastikan aman dan latihan harus rutin dilakukan agar masyarakat siap,” tegasnya.
Baca Juga: BNPB Update Bencana Terbaru: Pergerakan Tanah, Longsor, Banjir, dan Cuaca Ekstrem
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id