Kajian BRIN dan BMKG: Potensi Tsunami di Pantai Gosong Jadi Perhatian untuk Tapak PLTN Bengkayang

Kajian potensi tsunami di Pantai Gosong, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat oleh (BRIN) dan (BMKG). (Ist)

Faktakalbar.id, BENGKAYANG – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tengah melakukan kajian potensi tsunami di Pantai Gosong, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Studi ini menjadi bagian dari analisis kelayakan lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia.

Kajian yang dimulai sejak 2023 ini dijadwalkan rampung pada 2025. Salah satu skenario yang diteliti adalah potensi gempa bumi berkekuatan magnitudo 9,1 dari zona subduksi Palung Manila di Filipina. Menurut hasil simulasi, jika gempa besar terjadi di kawasan tersebut, Pantai Gosong bisa terdampak gelombang tsunami setinggi 0,48 hingga 0,62 meter, yang tiba sekitar 9 jam 10 menit kemudian.

“Ancaman tsunami dari luar zona Indonesia tetap harus diperhitungkan, terutama untuk infrastruktur berisiko tinggi seperti PLTN,” ujar Widjo Kongko, Peneliti dari Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika BRIN, dikutip dari situs web BRIN.

Meski tinggi gelombang terbilang rendah, ia menekankan bahwa risiko tetap ada, terutama terhadap sistem pendingin reaktor. PLTN dirancang menggunakan air laut sebagai pendingin, dengan pipa-pipa yang menjangkau laut hingga kedalaman 10 meter dan berjarak sekitar 1,5 hingga 2 kilometer dari pantai. Jika tsunami terjadi, perubahan arus dan tekanan laut bisa mengganggu stabilitas pipa dan efektivitas pendinginan reaktor.

Studi ini menggunakan tujuh domain pemodelan, mulai dari skala global hingga lokal dengan resolusi hingga 1 meter. Berbagai data terkini digunakan, seperti GEBCO, BATNAS, DEMNAS, serta survei lapangan menggunakan drone, GNSS, dan echosounder.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id

advertisements