Terlalu Bahagia Bisa Berbahaya? Ini Penjelasan Ilmiah Mengapa Emosi Positif Kerap Menumpulkan Logika

"Pernah membuat janji manis saat senang lalu menyesalinya? Riset menunjukkan kebahagiaan berlebih bisa membuat kita kurang kritis. Simak penjelasan ilmiahnya di sini."
Pernah membuat janji manis saat senang lalu menyesalinya? Riset menunjukkan kebahagiaan berlebih bisa membuat kita kurang kritis. Simak penjelasan ilmiahnya di sini. (Dok Ist)

Inilah sebabnya mengapa orang yang sedang euforia sering kali berani melakukan taruhan besar atau investasi bodong, karena di kepala mereka hanya terbayang keuntungan, bukan potensi kerugian.

3. Bias Optimisme yang Berlebihan

Emosi positif memicu apa yang disebut optimism bias.

Dalam kondisi netral, manusia sudah memiliki kecenderungan untuk merasa “lebih beruntung” dari orang lain.

Namun, saat sedang sangat senang, bias ini melonjak drastis.

Anda menjadi terlalu percaya diri (overconfident).

Anda mungkin berpikir, “Ah, pasti bisa,” atau “Tidak mungkin gagal,” tanpa dasar data yang kuat.

Keyakinan semu ini membuat kita kerap mengabaikan lampu kuning atau tanda-tanda bahaya yang sebenarnya sudah jelas terlihat.

4. Fokus pada Gambaran Besar, Melupakan Detail

Penelitian menunjukkan bahwa kebahagiaan membuat cara pandang kita menjadi lebih global atau abstrak (big picture oriented).

Ini bagus untuk kreativitas, tetapi buruk untuk hal-hal yang membutuhkan ketelitian.

Saat sedang gembira, Anda mungkin setuju untuk menandatangani kontrak kerja sama hanya karena menyukai konsep besarnya, tanpa teliti membaca pasal-pasal kecil yang mungkin merugikan Anda di kemudian hari.

Kita menjadi lebih toleran dan permisif, sehingga kehilangan daya kritis untuk melihat celah kesalahan.

Merasa bahagia adalah hal yang sangat baik dan menyehatkan mental.

Namun, artikel ini adalah pengingat bahwa setiap emosi ekstrem baik itu sedih, marah, maupun senang dapat mendistorsi realitas.

Jadi, jika Anda sedang merasa sangat gembira hingga ingin melompat-lompat, nikmatilah momen tersebut.

Tetapi, jika harus membuat keputusan finansial atau komitmen jangka panjang, tundalah sejenak.

Beri waktu agar dopamin mereda dan logika Anda kembali bekerja 100 persen.

Seperti kata pepatah kuno: “Jangan berjanji saat sedang senang, jangan memutuskan saat sedang marah.”

Baca Juga: Jangan Asal Ngamuk! Ini 5 Keajaiban Memilih Diam Saat Marah yang Menyelamatkan Hubungan Anda

(*Mira)

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id