Meluruskan Salah Kaprah Tentang Makna Slow Living: Bukan Sekadar Bermalas-malasan

"Banyak yang mengira slow living berarti bermalas-malasan atau harus tinggal di desa. Artikel ini meluruskan salah kaprah makna slow living yang sebenarnya demi hidup yang lebih berkualitas."
Banyak yang mengira slow living berarti bermalas-malasan atau harus tinggal di desa. Artikel ini meluruskan salah kaprah makna slow living yang sebenarnya demi hidup yang lebih berkualitas. (Dok. Ist)

3. Mitos: Anti-Teknologi dan Harus “Disconnect” Total

Sering kali slow living dianggap sebagai gerakan anti-modernitas yang menolak penggunaan gawai atau media sosial.

Faktanya: Slow living tidak menyuruh Anda membuang smartphone.

Konsep ini lebih menekankan pada penggunaan teknologi secara sadar.

Alih-alih melakukan doomscrolling (menggulir layar tanpa tujuan) selama berjam-jam yang memicu kecemasan, penganut slow living menggunakan teknologi sebagai alat untuk membantu hidup, bukan mendiktenya.

Ini tentang menetapkan batasan digital yang sehat, bukan memutus koneksi sepenuhnya.

4. Mitos: Hidup Tanpa Ambisi

Ada ketakutan bahwa jika menerapkan slow living, seseorang akan kehilangan daya saing dan ambisi untuk maju.

Faktanya: Justru sebaliknya.

Dengan menerapkan slow living, seseorang bisa menyaring mana ambisi yang benar-benar berasal dari diri sendiri dan mana yang hanya sekadar ikut-ikutan tren hustle culture.

Ketika Anda hidup lebih sadar, energi Anda akan terfokus pada hal-hal yang benar-benar esensial dan bermakna bagi tujuan jangka panjang Anda.

Anda tetap bekerja keras, namun dengan cara yang tidak mengorbankan kesehatan mental dan fisik.

Kesimpulan: Kembali ke Esensi

Pada akhirnya, makna slow living adalah tentang mengambil kendali atas waktu dan perhatian kita.

Di dunia yang mengagungkan kesibukan sebagai simbol status, memilih untuk hidup lebih sadar adalah sebuah tindakan revolusioner.

Slow living mengajak kita untuk berhenti menjalani hidup secara autopilot.

Mulailah dari hal kecil: nikmati kopi Anda tanpa memegang ponsel, dengarkan lawan bicara Anda dengan sungguh-sungguh, dan berikan jeda untuk napas Anda sendiri.

Hidup tidak harus selalu lari maraton; terkadang, berjalan santai justru membawa kita melihat pemandangan yang lebih indah.

Baca Juga: Kuliah Sambil Kerja tapi Anti-Burnout? Ini 5 Cara Mulai Slow Living di Kamar Kost

(*Mira) 

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id