Kata Siapa Extrovert Gak Bisa Slow Living? Ini Cara Menikmati Hidup Tanpa Kehilangan Jati Diri

"Sering dianggap mustahil, ternyata extrovert juga bisa menerapkan slow living! Simak tips menyeimbangkan jiwa sosial yang aktif dengan ketenangan batin di sini."
Sering dianggap mustahil, ternyata extrovert juga bisa menerapkan slow living! Simak tips menyeimbangkan jiwa sosial yang aktif dengan ketenangan batin di sini. (Dok. Ist)

Faktakalbar.id, LIFESTTYLE  – Selama ini, tren slow living atau hidup melambat identik dengan visualisasi yang sangat “introvert”: membaca buku di pojok ruangan, menikmati teh sendirian saat hujan, atau bermeditasi dalam keheningan total.

Lantas, muncul pertanyaan besar: “Apakah seorang extrovert yang mendapat energi dari keramaian dan interaksi sosial bisa menerapkan slow living?”

Jawabannya: Sangat bisa! Hanya saja, cara penerapannya sedikit berbeda.

Bagi extrovert, slow living bukan berarti memutus hubungan sosial, melainkan mengubah kuantitas menjadi kualitas.

Baca Juga: Menemukan Tenang di Tengah Bising: Manfaat Vital Slow Living bagi Warga Kota

Berikut adalah cara menerapkan gaya hidup lambat bagi Anda yang berjiwa sosial tinggi.

1. Fokus pada “Deep Talk“, Bukan Sekadar Basa-basi

Bagi extrovert, bertemu orang adalah kebutuhan.

Dalam slow living, ubahlah gaya nongkrong Anda.

Alih-alih mendatangi tiga pesta atau acara berbeda dalam satu malam hanya untuk “setor muka”, pilihlah satu pertemuan dengan sahabat terdekat.

Habiskan waktu berjam-jam untuk mengobrol mendalam (deep talk) tanpa terburu-buru pindah ke lokasi lain.

Nikmati koneksi emosional yang terjalin, bukan sekadar keramaiannya.

2. Praktik “Hadir Utuh” Saat Bersosialisasi

Pernahkah Anda kumpul bersama teman tapi tangan sibuk membalas chat grup lain? Itu adalah lawan dari slow living.

Saat sedang bersama orang lain, simpan ponsel Anda.

Hadirlah sepenuhnya di sana. Dengarkan cerita teman Anda dengan saksama, perhatikan ekspresi wajahnya, dan nikmati tawa bersama.

Menikmati momen kebersamaan secara sadar (mindful socializing) adalah bentuk meditasi terbaik bagi seorang extrovert.

3. Ubah FOMO Menjadi JOMO

Fear of Missing Out (FOMO) adalah musuh utama extrovert.

Slow living mengajarkan seni Joy of Missing Out (JOMO) atau kebahagiaan karena “ketinggalan”.

Cobalah untuk menolak ajakan keluar yang tidak terlalu penting.

Gunakan waktu tersebut untuk mengisi ulang energi dengan cara Anda sendiri, mungkin dengan memasak untuk keluarga, bermain dengan hewan peliharaan, atau sekadar menata ulang dekorasi rumah.

Anda tidak perlu ada di mana-mana setiap saat.

4. Pilih Hobi yang “Lambat” Namun Tetap Aktif

Jika meditasi diam terasa menyiksa, pilihlah kegiatan slow living yang melibatkan gerak atau komunitas kecil.

Misalnya berkebun, pottery (membuat keramik), melukis, atau hiking santai.

Kegiatan ini memungkinkan Anda menyalurkan energi ekspresif namun tetap memaksa pikiran untuk fokus, tenang, dan tidak terburu-buru.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id