Anda akan berpikir dua kali sebelum membeli sesuatu: “Apakah saya benar-benar butuh ini?”
6. Mengenal Diri Sendiri Lebih Dalam
Kapan terakhir kali Anda duduk diam dan bertanya pada diri sendiri, “Apa yang sebenarnya saya inginkan?” Kesibukan sering kali menjadi distraksi dari masalah internal kita.
Dengan memperlambat tempo, Anda memiliki ruang untuk introspeksi, memahami emosi, dan mengenali apa yang menjadi passion atau tujuan hidup Anda yang sebenarnya.
7. Kesehatan Fisik yang Terjaga
Orang yang menjalani slow living cenderung makan dengan perlahan (mindful eating) sehingga pencernaan lebih baik, dan memprioritaskan tidur yang cukup.
Tubuh tidak dipaksa bekerja melampaui batas setiap hari.
Ini adalah investasi jangka panjang untuk mencegah penyakit-penyakit kronis akibat stres dan gaya hidup buruk.
8. Rasa Puas yang Autentik
Dalam budaya hustle, kepuasan selalu ada di masa depan: “Saya akan bahagia kalau sudah naik jabatan” atau “Saya akan tenang kalau rumah sudah lunas”.
Slow living menarik kebahagiaan itu ke masa kini (here and now).
Anda belajar merasa cukup (contentment) dengan apa yang ada saat ini, tanpa kehilangan semangat untuk berkembang.
Memilih slow living di tengah dunia yang bising adalah sebuah tindakan keberanian.
Ini adalah pernyataan bahwa hidup Anda adalah milik Anda, bukan milik jam dinding atau ekspektasi orang lain.
Mulailah dari langkah kecil hari ini: letakkan ponselmu, tarik napas dalam-dalam, dan nikmati detak waktu yang berjalan.
Baca Juga: Bukan Tak Mampu, Ini 4 Alasan Logis Kenapa Gen Z Lebih Pilih Sewa Apartemen Ketimbang Beli Rumah
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















