Rasa keterhubungan (connection) ini mengurangi rasa sepi secara signifikan, meskipun Anda sedang duduk sendirian di kamar.
3. Katarsis: Menangis di Ruang yang Aman
Pernahkah Anda membaca buku sedih lalu menangis tersedu-sedu karena nasib tokohnya? Itu adalah momen pelepasan emosi atau katarsis.
Terkadang, kita sulit menangis untuk masalah kita sendiri karena gengsi atau penyangkalan. Buku menjadi “pemicu” yang aman untuk menumpahkan air mata tersebut.
Menangisi kisah orang lain membantu mengeluarkan hormon stres dari tubuh, membuat dada terasa lebih lapang setelah buku ditutup.
4. Menurunkan Detak Jantung dan Kortisol
Secara biologis, membaca memiliki efek menenangkan yang nyata.
Studi dari University of Sussex menemukan bahwa membaca selama 6 menit saja dapat mengurangi tingkat stres hingga 68%.
Aktivitas membaca yang hening menurunkan detak jantung dan meredakan ketegangan otot lebih cepat daripada mendengarkan musik atau berjalan kaki.
Membaca membawa otak ke dalam kondisi meditatif yang sangat dibutuhkan saat hati sedang gelisah.
Buku adalah teman yang tidak akan menghakimi, tidak akan memotong pembicaraan, dan selalu ada kapan pun Anda butuhkan.
Jadi, jika hari ini terasa berat, cobalah seduh teh hangat dan ambil satu buku favorit Anda.
Biarkan kata-kata memeluk Anda hingga perasaan itu membaik.
Baca Juga: Sisi Gelap yang Memikat: 4 Hal Menarik dari Buku ‘Malam Terakhir’ Karya Leila S. Chudori
(*Mira)
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















