Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Saat kesedihan melanda, dunia terasa begitu bising namun sekaligus sepi.
Banyak orang memilih tidur, mendengarkan musik, atau curhat kepada teman untuk mengatasinya.
Namun, tahukah Anda bahwa membuka lembaran buku bisa menjadi salah satu “obat” paling mujarab untuk menyembuhkan luka batin?
Fenomena ini dalam psikologi dikenal dengan istilah Biblioterapi.
Baca Juga: Bumi Sedang Tidak Baik-Baik Saja: 6 Buku Tentang Deforestasi yang Akan Membuka Matamu
Buku bukan sekadar kumpulan kata, melainkan ruang aman bagi jiwa yang lelah.
Mengapa aktivitas sederhana ini bisa begitu menenangkan? Berikut adalah 4 hal yang terjadi pada otak dan hati kita saat membaca di kala sedih:
1. Memberi Jeda pada Pikiran yang Ruwet (Healthy Escapism)
Kesedihan sering kali datang bersamaan dengan overthinking atau pikiran yang berputar-putar tanpa henti.
Membaca fiksi memaksa otak untuk berpindah fokus dari masalah pribadi ke narasi cerita.
Ini bukanlah bentuk lari dari tanggung jawab, melainkan memberi “cuti sejenak” bagi mental Anda.
Saat Anda tenggelam dalam dunia imajinasi, sirkuit otak yang memproses rasa sakit emosional menjadi lebih rileks, memberi Anda kekuatan baru saat harus kembali menghadapi realitas.
2. Validasi Perasaan: “Aku Tidak Sendirian”
Kesedihan sering membuat seseorang merasa terisolasi, seolah-olah hanya dia yang paling menderita di dunia.
Lewat buku, kita sering bertemu dengan karakter yang mengalami kehilangan, kegagalan, atau patah hati yang serupa.
Melihat tokoh fiksi atau biografi tokoh besar bangkit dari keterpurukan memberikan validasi bahwa perasaan Anda manusiawi.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















