Faktakalbar.id, OPINI – Pagi itu di Bali, udara masih sejuk ketika ratusan peserta National Leadership Camp (NLC) ICMI memasuki aula besar tempat kegiatan berlangsung.
Wajah-wajah yang hadir begitu beragam mahasiswa yang bersemangat, akademisi yang membawa idealisme, para tokoh organisasi yang sarat pengalaman, dan pengurus ICMI dari berbagai daerah di Indonesia.
Mereka datang dengan satu niat yang sama: memperkuat peran cendekiawan Muslim dalam merawat arah peradaban bangsa.
Di panggung depan, dua tokoh nasional ICMI, Prof. Arif Satria dan Prof. Jimly Asshiddiqie hadir bukan hanya sebagai pimpinan organisasi, tetapi sebagai penjaga nyala nilai dan pemikiran.
Sesi ini menjadi ruang pembelajaran kolektif tentang ilmu, nilai, identitas kebangsaan, serta tantangan masa depan Indonesia.
Iptekisasi dan Imtaqisasi: Dua Sayap Peradaban
Sesi pagi dibuka dengan pemaparan Prof. Arif Satria yang memperkenalkan dua konsep besar: iptekisasi dan imtaqisasi.
Dua istilah ini terdengar sederhana, tetapi membawa makna strategis bagi masa depan bangsa.
“Ilmu memberi kemampuan; nilai memberi arah,” ujarnya.
Iptekisasi berarti membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai dasar pengambilan keputusan nasional.
Sedangkan imtaqisasi mengingatkan bahwa kemajuan material harus selaras dengan keluhuran moral dan spiritual.
Dalam era digital dan disrupsi teknologi, kedua arus ini menjadi semakin penting agar Indonesia tidak hanya maju secara teknis, tetapi juga matang secara etis.
Baca Juga: PBPH: Dari Sapi Perahan Menuju Ayam Bertelur Emas
Prof. Arif menegaskan bahwa ICMI harus berada di garis depan dalam menyatukan kecerdasan intelektual dengan kedalaman nilai.
Kita tidak boleh terjebak pada dikotomi ilmu versus iman. Keduanya adalah dua sisi mata uang peradaban.
Momen Solidaritas: Aula yang Berubah Menjadi Ruang Kemanusiaan
Menjelang ishoma, suasana akademik tiba-tiba berubah menjadi ruang empati. Kabar terkini mengenai bencana besar di Aceh, Sumbar, dan Sumut membuat peserta terenyuh.
Tanpa instruksi formal, hampir seluruh perwakilan Orwil dan Orda serta peserta individu berdiri dan memberikan donasi spontan.
Ada yang mengulurkan amplop kecil, ada yang mentransfer lewat QRIS, ada pula yang mengumpulkan donasi dari kelompoknya.
Pemandangan ini menunjukkan bahwa kecendekiaan sejati bukan hanya soal berpikir, tetapi juga soal merasakan.
ICMI Pusat melalui BARET (Barisan Relawan Tanggap Darurat Terpadu) langsung mengumumkan langkah cepat mendirikan posko bencana untuk: • Dapur umum, • Layanan kesehatan, • Konseling trauma, • Dan trauma healing bagi anak-anak dan keluarga korban.
Di sinilah iptekisasi bertemu imtaqisasi dalam tindakan nyata: ilmu membimbing koordinasi lapangan, sedangkan nilai menggerakkan hati.
Cendekia dan Negara: Kolaborasi yang Tidak Terhindarkan
Sesi dilanjutkan oleh Prof. Jimly Asshiddiqie yang menyampaikan refleksi mendalam mengenai hubungan antara cendekiawan dan kekuasaan.
Dengan gaya bertutur tenang, beliau mengatakan: “Di negara maju, para ilmuwan bisa jauh dari politik. Tapi kita belum bisa begitu. Negara berkembang membutuhkan kolaborasi antara cendekia dan kekuasaan.”
Ini bukan ajakan agar ilmuwan terjun ke politik praktis, melainkan ajakan agar mereka hadir sebagai penjaga akal sehat negara.
Ketika debat publik terseret ke polarisasi, cendekia harus menjadi jembatan. Ketika hukum diuji oleh kepentingan, cendekia menjadi pengingat moral.
Ketika kebijakan kehilangan arah, cendekia memberikan kompas rasional.
ICMI, menurut Prof. Jimly, harus menjadi rumah persemaian gagasan besar gagasan yang tidak hanya menjawab tantangan hari ini, tetapi juga melampaui zaman.
Pelajaran dari Para Pemimpin Bangsa
Ketua MPR RI, Ahmad Muzani, melengkapi narasi siang itu dengan contoh-contoh yang menyentuh sejarah: Bung Karno yang tidak melawan ketika harus meninggalkan Istana Bogor; Soeharto yang memilih mundur tanpa mengerahkan kekuatan ABRI; Gus Dur yang meninggalkan Istana demi mencegah perpecahan; dan Habibie yang tidak mencalonkan diri kembali demi stabilitas bangsa.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















