Dapur Produksi Wajib Higienis, Dinkes Sanggau Perketat Pengawasan Penyajian Makanan Massal

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sanggau, Stephanus Jonedi. Memaparkan standar keamanan pangan dalam dialog kesehatan di RRI Entikong, Sabtu (6/12/2025).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sanggau, Stephanus Jonedi soroti risiko kesehatan dalam penyajian makanan massal program MBG. Pengawasan sanitasi, pengendalian vektor, dan bebas cemaran kimia diperketat. (Dok. Ariya/Faktakalbar.id)

Faktakalbar.id, SANGGAU – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sanggau memberikan atensi serius terhadap standar keamanan pangan dalam program distribusi makanan bergizi.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sanggau, Stephanus Jonedi, mengingatkan bahwa penyajian makanan massal memiliki risiko kesehatan yang tinggi apabila tidak dikelola dengan manajemen yang ketat.

Baca Juga: Standar Fasilitas Dapur MBG Sanggau Disorot Pasca Temuan Lalat, Ini Penjelasan Kepala Regional MBG Kalbar

Pernyataan tersebut disampaikan Jonedi saat menjadi narasumber dalam Dialog MBG bertajuk “Kualitas Gizi dan Kesehatan Anak dalam Program MBG” yang disiarkan oleh RRI Entikong, pada Sabtu pagi (6/12/2025).

Dialog ini juga menghadirkan akademisi dari Poltekkes Kemenkes Pontianak, Dahliansyah.

Jonedi menegaskan bahwa operasional penyediaan makanan siap saji, baik untuk program Makanan Bergizi (MBG) maupun kegiatan lainnya, wajib mematuhi pedoman kesehatan.

Hal ini sejalan dengan surat edaran Menteri Kesehatan terkait percepatan penerapan Sanitasi Lingkungan Hidup Sehat (SLHS).

Salah satu syarat mutlak adalah inspeksi rutin terhadap dapur produksi sebelum mulai beroperasi.

“Paling tidak dilakukan inspeksi kelayakan lingkungan. Jika belum memenuhi syarat, harus diperbaiki terlebih dahulu,” ujar Jonedi.

Pengendalian vektor penyakit seperti lalat, tikus, dan kecoa di area produksi menjadi fokus utama.

Menurut Jonedi, sanitasi lingkungan dan penataan ruang kerja harus memungkinkan sirkulasi yang aman serta memiliki sistem pembuangan limbah yang memadai.

“Sebelum mengurus makanan, lingkungan harus bebas dari vektor pembawa penyakit,” tegasnya.

Selain faktor lingkungan, Jonedi menyoroti keamanan pangan secara langsung mulai dari pemilihan bahan baku. Ia menjelaskan tiga aspek penting untuk mendapatkan sertifikat higiene, yakni bebas dari cemaran biologis, kimia, dan fisik.

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id