Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Pernahkah Anda mengalami hari yang sangat buruk dimarahi atasan, bertengkar dengan pasangan, atau terjebak macet lalu tiba-tiba otak Anda berteriak: “Aku butuh seblak level 10!” atau “Ayam geprek cabe 100!”?
Anda tidak sendirian. Di Indonesia, makan pedas sering kali menjadi mekanisme pelampiasan stres yang paling populer.
Ada sensasi lega yang aneh setelah menyantap makanan yang membakar lidah, rasanya beban di kepala ikut luruh bersama keringat.
Ternyata, fenomena ini bukan sekadar sugesti.
Baca Juga: Mudah Marah Menjelang Haid? Ini 4 Cara Sederhana Mengelola Emosi Agar Tetap Tenang
Ada penjelasan ilmiah mengapa cabai bisa menjadi “obat penenang” instan yang lebih aman daripada meluapkan amarah dengan berteriak atau membanting barang.
Berikut adalah 4 alasan kenapa makan pedas bikin emosi jadi plong:
1. Sensasi “Bahagia” dari Serangan Endorfin
Saat Anda memakan cabai, senyawa aktif bernama Capsaicin akan menempel pada reseptor nyeri di lidah.
Otak menerjemahkan rasa pedas ini sebagai sinyal “rasa sakit” atau sensasi terbakar.
Sebagai mekanisme pertahanan diri untuk meredakan “sakit” tersebut, otak secara otomatis membanjiri tubuh dengan Endorfin.
Endorfin adalah morfin alami tubuh yang memicu perasaan bahagia, euforia, dan rasa nyaman. Inilah yang disebut runner’s high versi kuliner. Jadi, setelah kepedasan, yang tertinggal adalah perasaan lega dan rileks.
2. Mengalihkan Fokus Otak (Distraksi Total)
Saat sedang marah atau sedih, otak kita cenderung overthinking, memutar ulang kejadian menyebalkan terus-menerus.
Makan pedas memaksa otak untuk “pindah haluan”.
Rasa pedas yang ekstrem menciptakan sensasi fisik yang begitu dominan sehingga otak tidak punya pilihan lain selain fokus pada apa yang terjadi di mulut saat ini.
Anda akan sibuk mencari air minum, mengelap keringat, atau mengipasi lidah. Secara tidak sadar, Anda dipaksa untuk mindful (hadir di momen ini) dan melupakan sejenak masalah yang membuat emosi.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















