Faktakalbar.id, PONTIANAK – Kebiasaan masyarakat yang gemar menjadi “dokter” bagi diri sendiri dengan membeli obat maag di warung setiap kali merasa nyeri ulu hati, ternyata menyimpan risiko fatal.
Peringatan keras ini disampaikan oleh Apoteker Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak, Abdurrachman, dalam sesi edukasi kesehatan, Rabu (03/12/25).
Abdurrachman menyoroti fenomena di mana masyarakat kerap menyamaratakan semua sakit perut sebagai sakit maag.
Padahal, penggunaan obat lambung tanpa diagnosis medis yang tepat justru bisa menjadi bumerang yang mematikan, terutama karena kemampuannya menutupi gejala penyakit kritis.
“Yang paling berbahaya adalah ketika pasien mengira nyeri dada akibat gangguan jantung sebagai maag. Ketika minum obat maag, gejalanya mereda sementara, dan akhirnya terlambat mendapatkan pertolongan,” tegas Abdurrachman di hadapan pengunjung rumah sakit.
Baca Juga: HUT ke-49, RSUD dr. Soedarso Resmikan Gedung Layanan ICU Khusus Stroke
Selain risiko salah diagnosis penyakit jantung, ia juga meluruskan pemahaman warga mengenai jenis-jenis obat lambung yang beredar.
Mulai dari Antasida yang hanya menetralkan asam, H2-blocker, hingga Proton Pump Inhibitor (PPI) yang bekerja lebih kuat untuk penderita GERD. Sayangnya, banyak yang mengonsumsinya bak kacang goreng tanpa takaran.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















