Faktakalbar.id, PONTIANAK – Kota Pontianak dikenal memiliki fenomena sosial yang unik, yakni menjamurnya kelompok pemadam kebakaran (damkar) swasta yang tumbuh dari inisiatif warga.
Tercatat lebih dari 60 yayasan dan komunitas damkar beroperasi secara mandiri di kota ini.
Baca Juga: Tronton Nekat Masuk Gang, Warga Pontianak Barat Ngamuk Tolak Proyek Tower
Namun, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, mengingatkan bahwa semangat heroisme saja tidak cukup untuk menaklukkan si jago merah.
Hal ini ditekankan Edi saat membuka Sosialisasi Edukasi Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran yang dihelat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak di Hotel Novotel, Rabu (03/12/25).
“Mereka harus kita latih agar semakin terampil. Penanganan kebakaran harus terkoordinasi dengan baik agar tidak terjadi tumpang tindih yang justru bisa membahayakan petugas,” tegas Edi di hadapan puluhan perwakilan damkar swasta.
Kekhawatiran Edi beralasan. Sepanjang tahun 2025 saja, Pontianak telah diamuk 64 kali kejadian kebakaran.
Kondisi armada damkar swasta yang rata-rata merupakan kendaraan tua modifikasi, ditambah risiko keselamatan personel di lapangan, menuntut adanya standardisasi kompetensi.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemkot Pontianak tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga perlindungan sosial.
“Anggota pemadam kebakaran mandiri juga telah kita daftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan,” tambah Edi.
Baca Juga: Sidang Perdana Dugaan Pemerasan, Edi Ashari Hadapi Pemeriksaan Saksi di PN Pontianak
Kepala BPBD Kota Pontianak, RM Nasir, mengamini pentingnya aspek keselamatan (safety first). Ia kerap mendapati relawan yang celaka karena terlalu bersemangat menerobos bahaya tanpa perhitungan matang.
Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id
















