Jurnal The Lancet: Ahli Desak Pemerintah Pajaki Makanan Ultra-Olahan (UPF) Demi Kesehatan Global

Bahaya UPF: Ahli Desak Pemerintah Pajaki Makanan Ultra-Olahan
Makanan Ultra-Olahan (UPF). (Dok. Unsplash/Manuel Pappacena)

Faktakalbar.id, LIFESTYLE – Para ahli internasional menegaskan bahwa saat ini diperlukan langkah nyata untuk mengurangi konsumsi Makanan Ultra-Olahan (UPF) di seluruh dunia.

Hal ini mengingat dampaknya yang kian mengkhawatirkan bagi kesehatan masyarakat global.

Para ahli melihat adanya perubahan besar dalam pola makan masyarakat, dari makanan segar dan utuh ke makanan olahan yang lebih murah.

Perubahan ini berpotensi meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, mulai dari obesitas hingga depresi.

Dalam ulasan penelitian global yang dipublikasikan di The Lancet, para peneliti mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan tegas, termasuk menetapkan peringatan dan memberlakukan Pajak Makanan Ultra-Olahan yang lebih tinggi. Tujuannya adalah agar pendanaan untuk akses makanan bergizi dapat diperkuat.

Baca Juga: Awas Dehidrasi! Hindari 4 Makanan Ini Saat Cuaca Sedang Panas Ekstrem

Mengapa Makanan Ultra-Olahan (UPF) Berbahaya?

Makanan ultra-proses dianggap berbahaya bukan hanya karena kandungan gizinya (yang biasanya buruk), tetapi lebih kepada cara pembuatannya dan bahan-bahan yang digunakan.

Sebuah makanan disebut sebagai makanan ultra-olahan karena mengandung lebih dari lima bahan yang tidak akan kita temukan di lemari dapur.

Bahan-bahan tersebut meliputi pengemulsi, pengawet, aditif, pewarna, dan pemanis.

Contoh umum Makanan Ultra-Olahan (UPF) antara lain:

  • Mi instan dan sup instan

  • Sosis, es krim

  • Keripik, kue kering, dan biskuit

  • Minuman bersoda

Survei global menunjukkan konsumsi UPF terus meningkat, memperburuk kualitas makanan karena terlalu banyak gula dan lemak tidak sehat, serta kurangnya serat dan protein.

Baca Juga: Gerah Hilang Seketika! Ini 5 Makanan Paling Nikmat Disantap Saat Cuaca Panas

Bukti Dampak Terkait 12 Kondisi Kesehatan

Tinjauan bukti dampak UPF terhadap kesehatan ini dilakukan oleh 43 pakar global dan didasarkan pada 104 studi jangka panjang.

Hasilnya menunjukkan bahwa makanan ini terkait dengan risiko lebih tinggi terhadap setidaknya 12 kondisi kesehatan, meliputi:

  • Diabetes tipe 2

  • Penyakit kardiovaskular

  • Penyakit ginjal

  • Depresi

  • Kematian dini karena sebab apa pun

Prof. Carlos Monteiro, dari Universitas Sao Paulo di Brasil yang mendirikan sistem klasifikasi Nova untuk UPF, mengatakan:

Ikut berita menarik lainnya di Google News Faktakalbar.id